Mohon tunggu...
Sri Budiarti
Sri Budiarti Mohon Tunggu... Guru - Sesekali saya suka menulis meski dengan kemampuan yang terbatas.

A Drop of ink can move a million people to think

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta – Tamat – Versi Sri Budiarti

17 Agustus 2010   17:25 Diperbarui: 7 September 2017   02:05 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“You’re welcome. see you...”

“Thank you, doc.” Tampak Panjipun turut menyambut harapan itu pada ucapannya

Begitu dokter muda itu berlalu Rindu tak sanggup menyembunyikan tangisnya. “Oh, tidak... Satria…jangan…huhuhu…ma, Satria, ma…huhuhu…huhu…” tangisnya bertambah kencang.

Rindu merasa justru paru-parunyalah yang telah teramputasi saat ini, Rindu lunglai tak kuasa menahan berat tubuhnya sendiri. Panji dengan sigap segera meraihnya, dibopongnya tubuh Rindu, dan para susterpun berlarian ikut membantu yang lantas membawanya ke satu ruangan perawatan.

***

Hari ini sebulan lalu, mestinya gaun pengantin putih gading itu sudah melekat di tubuhnya, beberapa buket bunga pengantin mestinya telah terpajang di berbagai sudut pelataran gedung resepsi, dan seorang suami mestinya telah berada di sampingnya.

Rindu menyendiri di beranda rumahnya. Air mata yang kerap menetes dengan sigap diusap, dan diusapnya kembali dengan segera. Perjalanan hidup…kadang kita sendiri tak pernah tahu berada di mana dan akan berujung dimana. Awal-awalnya semua tampak begitu mudah, tiba-tiba saja saat ini semua sirna. Satria yang senantiasa mendampinginya tiba-tiba pergi meninggalkannya, Panji yang lama menghilang tiba-tiba muncul dan bersikap sangat setia serta penuh perhatian, juga dirinya yang pongah dan merasa perkasa tiba-tiba terseret arus, terombang-ambing tak tentu arah di permainkan gelombang kehidupan. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Kita berangkat?”

Rindu mengangguk. Diraihnya kerudung hitam di sampingnya dan dibalutkan sekenanya menutupi rambut pirangnya. Di balik kacamata hitam lebar ia berusaha menyembunyikan matanya yang sembam. Rindu memberi sebuah senyum tipis kepada Panji. Diambilnya rangkaian mawar putih yang dibawakan Panji untuknya, sebagai tanda kasih dan penghormatan terakhir kali untuk orang yang sangat dicintainya, almarhum Satria Wijanarko, S.E, MM.

Satria pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya subuh kemarin. Bersama, mereka melangkahkan kaki menuju tempat dimana manusia berawal dan dimana manusia akhirnya kembali ke haribaanNya, di tanahNya. Tangan Rindu meraih lengan Panji, menggayutkan kedua tangannya yang lemah, mencari energi yang sudah tidak ia miliki pada lelaki yang akhirnya datang kembali dalam hidupnya setelah seseorang yang awalnya ia inginkan untuk tinggal di sisinya ternyata malah pergi untuk selamanya. Aku berharap, Panji adalah lelaki terbaik yang Allah kirim untukku. Pernikahan laksana perjalanan menuju Jannah Ilahi. Namun seiring waktu, pernikahan terkadang berada pada jalur yang salah, karena banyaknya rintangan dalam perjalanan. Batalnya pernikahan, kanker, taruhan, sampai kembalinya seseorang dan menukarnya dengan yang lain...adalah kerikil- kerikil di jalan yang adakalanya membuat kaki kami tersandung menuju takdirNya. Meski harus berdarah- darah.

Jikalau manusia bisa sendirian saja di muka bumi ini,

tanpa memerlukan orang lain sebagai pasangan hidup..

tak perlu seseorang untuk menguatkan langkah-langkah kakinya,

mengembalikan  sorot mata ceria yang 'tlah terenggut,

dan mewarnai kembali rona wajah sayu yang bisu.

Nestapa, kadang demikian dasyatnya.

Tak perlu menuntut sebuah garansi

atas punahnya sebuah harapan

dan juga sebentuk cinta

karena

ternyata  waktu

senantiasa berdamai untuk menyembuhkan semua luka (Cici).

TAMAT

_________________________________


** Tak ada kepastian dalam hidup ini, segala sesuatu bisa saja terjadi. Tidak ada penjelasan pasti bagaimana masa depan Rindu selanjutnya. Waktu yang akan membawa, dan dengan iringan musik country Suzy Boguss "Somewhere Between" pembaca saja yang menggiringnya ya. He..he…

Catatan: Kami memutuskan, masing-masing penulis Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta, menulis ending kisah Rindu lewat versi masing-masing penulis. Karena itu akan ada 19 versi endings untuk Rindu. Pembaca dapat memilih ending mana yang paling sesuai dengan seleranya.

Ucapan Terimakasih kepada :

1. Kompasiana, yang telah menyediakan saya fasilitas yang nyaman  "Rumah Sehat" ini untuk belajar menulis.

2. G, yang mengaspirasi cerita ini dan mengikat erat tali persahabatan anggota kompasiana dalam gerbong cerita keroyokan Rindu : Dua Minggu Mencari Cinta, after this so what?

3. Endah Raharjo, yang turut mengispirasi cerita keroyokan ini (dan menggandeng tanganku untuk ikut serta) makasih Mbakyu dan Gambar Ilustrasi Rindunya indah mbak…

4. 18 Penulis Kisah Rindu lainnya, termasuk Bahagia Arbi satu-satunya cowok yang pernah saya dzalimi, he…hemaaf, Bang!

5. Bapak David Solafide, atas bantuan translated Bahasa Inggrisnya di beberapa scane kisah ini (maklum bahasa inggris saya dudul banget), setelah ini saya akan belajar, pak.

6. Bapak Wislan Arif, yang terus-menerus memberikan motivasi saya untuk tetap menulis, trims Pak Wislan atas komentar,apresiasi, kritik, dan sering kali menyemangati saat rasa malas saya untuk menulis  kumat.

7.Bapak Michael Gunadi Widjaya, yang telah menciptakan sound track untuk Rindu : Dua Minggu Mencari Cinta, nuansa saxephonnya mantap dan indaahhhh sekali, Pak Gun. 

8. Semua pembaca yang mengikuti kisah ini runtut mulai dari awal hingga akhir, thanks atas apresiasi dan antusiasmenya pada kisah Rindu : Dua Minggu Mencari Cinta.

Episode-episode sebelumnya dapat dilihat di sini: Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta #1 s/d #20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun