"Kita bantu agar pelayan warung ini nanti ringan kerjanya, Nak, agar hati mereka senang," jawab sang Ayah. Si anak terlihat tidak terlalu paham maka Ayahnya menjelaskan lebih lanjut, "Misalkan kamu jadi pelayan dan ada orang yang mau bantu kamu bersihkan meja. Kamu suka?"
"Suka dong, Yah," jawab sang putri.
"Nah, Ayah tumpuk piring dan bersihkan meja ini biar para pelayan senang karena kerjaannya sudah dibikin ringan. Yuk, sudah siap pulang?" Istri dan anaknya tersenyum, mereka bangkit bergandengan tangan menuju kasir.
Aku juga tersenyum, ikut bahagia mendengar percakapan dan menyaksikan adegan tadi. Ayah yang bijaksana. Entah sadar atau tidak, dia telah menunjukkan contoh sebuah kebajikan sederhana namun sarat makna kepada putrinya. Itu adalah praktik metta yang sederhana, suatu tindakan dari perniatan agar semua makhluk bahagia dan sejahtera.
Aku melihat pelayan perempuan yang datang menghampiri meja keluarga muda itu tersenyum bahagia.
Cerita #2
Pagi hari di jalanan menuju kantorku, lalu lintas padat dan agak tersendat. Semua kendaraan berjalan pelan dan tampaknya akan lancar-lancar saja sebelum tibat-tiba terdengar suara keras.Â
Seorang Ibu jatuh dari motornya, kecelakaan tunggal. Orang-orang seketika berhenti dan menepi. Si Ibu terduduk di pinggir jalan, kaki kirinya patah.Â
Meski cukup tabah, tak dapat disangkal bahwa dia mengalami rasa sakit yang sangat. Tanpa dikomando, semua orang bergerak untuk menolong sang Ibu.Â
Ada yang mendirikan motor ringsek milik si Ibu dan memindahkannya ke bawah rindang pohon peneduh jalan, ada Ibu lain menyodorkan sebotol air mineral untuk menenangkan korban, dan seorang perempuan muda berpakaian perawat tampak memeriksa kaki korban.Â
Dia melakukan tindakan P3K dengan peralatan seadanya di sana, meminta orang-orang segera memanggil ambulance atau mencarikan kendaraan yang bersedia membawa korban ke rumah sakit terdekat.