Mohon tunggu...
Christy Yulianda Putri
Christy Yulianda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis, suka memasak dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Teknik dan Strategi Penerjemahan Puisi oleh Christy Yulianda Putri

24 Oktober 2024   20:32 Diperbarui: 24 Oktober 2024   22:15 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Christy Yulianda Putri 

Terjemahan Ind - Eng

Puisi Berjudul "Cahaya di Langit Pagaruyuang" Karya Leni Marlina

(Bait 3) (24 JD I-E TRANS JM 9-10 NK ALL 21 LM)

A. Pengertian Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa dengan cara yang khas dan sering kali padat untuk mengekspresikan perasaan, ide, dan imajinasi. Ciri-ciri puisi meliputi penggunaan ritme, rima, bahasa kiasan, serta bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan prosa. Puisi seringkali mencerminkan pengalaman subjektif penulis dan bisa disampaikan dalam berbagai tema, dari cinta, alam, hingga kritik sosial.

B. Cara Menerjemahkan Puisi Dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris

Menerjemahkan puisi merupakan salah satu bentuk penerjemahan paling menantang dalam dunia sastra. Tidak seperti teks biasa, puisi penuh dengan makna tersembunyi, emosi, dan unsur artistik yang tidak mudah diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Dalam konteks menerjemahkan puisi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, penerjemah tidak hanya dituntut untuk menerjemahkan kata-kata secara literal, tetapi juga mempertahankan esensi, makna, ritme, dan perasaan yang ada dalam karya aslinya. Proses ini membutuhkan kepekaan terhadap bahasa sumber dan bahasa target, serta pemahaman mendalam tentang sastra.

Berikut adalah langkah-langkah serta pertimbangan penting dalam menerjemahkan puisi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris:

1. Memahami Makna dan Konteks Puisi Secara Mendalam

Langkah pertama dan terpenting adalah memahami puisi secara keseluruhan. Penerjemah harus membaca dan memahami setiap baris, kata, dan makna tersirat dalam puisi tersebut. Dalam puisi, makna seringkali lebih dari sekadar apa yang tertulis; ada banyak simbol, metafora, dan konotasi yang tersembunyi.

  • Analisis Tema dan Emosi: Apa tema utama dari puisi ini? Apakah tentang cinta, kematian, alam, atau mungkin kritik sosial? Emosi apa yang mendominasi---kebahagiaan, kesedihan, rasa putus asa, atau harapan?
  • Makna Tersirat: Banyak puisi menggunakan simbol atau metafora untuk menyampaikan ide yang lebih dalam. Misalnya, bunga mungkin bukan hanya bunga, tetapi simbol dari kehidupan atau cinta yang rapuh. Penerjemah harus menangkap makna simbolis ini dan mencari padanannya dalam bahasa target.

2. Mempertimbangkan Unsur Budaya

Bahasa adalah cermin budaya, dan banyak kata atau ungkapan dalam Bahasa Indonesia yang mungkin tidak memiliki padanan langsung dalam Bahasa Inggris. Penerjemah harus sangat peka terhadap unsur budaya yang mungkin hadir dalam puisi.

  • Ungkapan Tradisional atau Kiasan: Puisi sering menggunakan kiasan budaya yang mungkin sulit diterjemahkan secara harfiah. Misalnya, ungkapan "menangis darah" dalam bahasa Indonesia mungkin bisa diterjemahkan sebagai "crying tears of blood" dalam bahasa Inggris, tetapi konotasinya bisa berbeda dalam kedua bahasa. Terkadang, perlu menemukan metafora yang setara dalam bahasa target, bukan hanya terjemahan kata demi kata.
  • Referensi Budaya dan Sejarah: Jika puisi merujuk pada tokoh-tokoh sejarah, tempat, atau tradisi khas Indonesia, penerjemah harus memutuskan apakah akan mempertahankannya atau mencari padanan yang lebih familiar bagi pembaca berbahasa Inggris.

3. Menjaga Keindahan dan Ritme Puisi

Salah satu tantangan terbesar dalam menerjemahkan puisi adalah menjaga keindahan bunyi dan ritme puisi. Dalam puisi, rima, aliterasi, dan irama memainkan peran penting dalam menciptakan efek estetika. Namun, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa lain, sering kali sulit mempertahankan elemen-elemen ini tanpa mengorbankan makna.

  • Rima dan Irama: Jika puisi asli memiliki pola rima atau irama tertentu, penerjemah bisa mencoba untuk menciptakan pola serupa dalam bahasa Inggris. Namun, jika ini tidak memungkinkan tanpa mengorbankan makna, penerjemah harus memprioritaskan pemahaman dan emosi yang ingin disampaikan oleh penyair.
  • Penggunaan Kata-kata yang Efektif: Pilihan kata sangat penting dalam puisi. Penerjemah harus mencari kata-kata yang tidak hanya memiliki makna yang tepat, tetapi juga menghasilkan efek yang diinginkan. Jika dalam Bahasa Indonesia sebuah kata memberikan perasaan lembut atau keras, penerjemah harus menemukan kata dalam bahasa Inggris yang memiliki efek serupa.

4. Menjaga Metafora dan Gaya Bahasa

Metafora adalah elemen kunci dalam banyak puisi. Tugas penerjemah adalah mempertahankan kekuatan metafora ini dalam bahasa target. Namun, metafora yang diterima dalam satu budaya mungkin tidak masuk akal atau memiliki arti yang sama dalam budaya lain. Oleh karena itu, penerjemah perlu kreatif dalam menyampaikan pesan yang sama.

  • Mempertahankan atau Mengadaptasi Metafora: Jika metafora dalam puisi sangat terkait dengan budaya atau bahasa asal, penerjemah mungkin perlu beradaptasi. Misalnya, metafora "hati seluas samudra" mungkin sulit dipahami secara langsung dalam bahasa Inggris. Sebagai gantinya, penerjemah bisa mencari metafora lain yang menggambarkan luasnya hati dengan cara yang dapat diterima oleh pembaca berbahasa Inggris, seperti "a heart as vast as the ocean."
  • Gaya Bahasa: Gaya bahasa dalam puisi---seperti ironi, hiperbola, atau personifikasi---juga perlu diterjemahkan dengan hati-hati. Setiap bahasa memiliki nuansa gaya yang berbeda, jadi penerjemah harus menyesuaikan gaya bahasa tersebut agar terdengar alami dalam bahasa target tanpa kehilangan esensinya.

5. Kreativitas dan Fleksibilitas dalam Penerjemahan

Penerjemahan puisi bukanlah proses yang kaku. Penerjemah puisi harus siap menjadi kreatif dan fleksibel. Ada kalanya, terjemahan literal tidak akan berhasil dan penerjemah harus menggunakan imajinasi untuk menyampaikan pesan asli dengan cara yang dapat diterima dalam bahasa target.

  • Penerjemahan Bukan Hanya Kata-kata: Penerjemahan puisi sering kali lebih mendekati pengulangan proses kreatif daripada sekadar mengubah kata-kata. Penerjemah harus mencoba menangkap esensi dari perasaan, suara, dan pesan yang disampaikan oleh puisi asli, bahkan jika itu berarti mengubah beberapa kata atau frasa agar lebih sesuai dalam bahasa target.
  • Fleksibilitas dalam Struktur: Struktur puisi, seperti panjang baris atau pola bait, mungkin harus diubah sedikit untuk menjaga keindahan dan makna dalam bahasa target. Namun, perubahan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, agar tidak merusak pesan utama dari puisi tersebut.

6. Merevisi dan Meminta Umpan Balik

Setelah menerjemahkan puisi, penting untuk merevisinya beberapa kali. Terjemahan pertama mungkin masih memerlukan penyesuaian, terutama dalam hal keindahan bahasa dan menjaga emosi yang ada dalam puisi asli. Selain itu, meminta umpan balik dari orang lain, terutama yang memiliki pemahaman mendalam tentang kedua bahasa, bisa sangat membantu dalam menghasilkan terjemahan yang lebih baik.

C. Bait ke 2 Puisi "Cahaya di langit Pagaruyuang" karya Leni Marlina 

Engkau berdiri di puncak harapan,
dengan lengan terbuka,
menerima arus waktu
seperti sungai yang setia mengalir
melalui hutan-hutan yang kau rawat,
membuat hutan itu bernyanyi
dalam nada-nada ilmu dan seni.

Engkau ucapkan kata tanpa tepuk tangan,
namun gema ucapanmu melingkari puncak bukit,
menggetarkan dedaunan yang terdiam.
Dalam karya, kau adalah hujan yang tak terlihat,
menyirami akar-akar pemikiran yang kering,
melahirkan hutan pengetahuan,
di mana kami berteduh dari riuh badai kehidupan.

D. Bait ke 2 Puisi "Lights in the sky of Pagaruyuang" karya Leni Marlina 

You stand upon the summit of hope,
arms wide open,
embracing the currents of time
like a river that flows faithfully
through the woods you nurture,
making the forest sing
with melodies of wisdom and art.

Your words, spoken without applause,
still echo through hilltops,
vibrating the stillness of leaves.
In your creations, you are the unseen rain,
nourishing the dry roots of thought,
giving birth to a forest of knowledge,
where we find shelter from life's tempests.

E. Teknik Penerjemahan Puisi oleh Christy Yulianda Putri

Dalam menerjemahkan puisi, terdapat beberapa teknik yang dibahas dalam buku-buku penerjemahan sastra. Teknik-teknik ini memberikan panduan bagi penerjemah dalam menangani berbagai tantangan yang muncul saat menerjemahkan puisi dari satu bahasa ke bahasa lain. Beberapa buku yang membahas teknik penerjemahan puisi adalah karya Peter Newmark, Basil Hatim, dan Eugene Nida. Berikut beberapa teknik penerjemahan puisi berdasarkan teori-teori tersebut:

1. Teknik Terjemahan Harfiah (Literal Translation)

Teknik terjemahan harfiah bertujuan untuk menerjemahkan kata per kata atau frasa per frasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dalam puisi, teknik ini sering kali sulit diterapkan secara langsung karena puisi mengandalkan estetika, ritme, dan makna implisit.

Kelebihan:

  • Dapat menjaga keaslian teks dari segi leksikal.
  • Cocok untuk puisi yang menggunakan bahasa sederhana atau langsung.

Kekurangan:

  • Dapat kehilangan makna kultural, konotasi, dan nuansa emosional.
  • Sulit mempertahankan elemen musikalitas atau keindahan bunyi dalam puisi.

2. Teknik Terjemahan Bebas (Free Translation)

Teknik terjemahan bebas lebih mengutamakan pengalihan makna dan pesan daripada menerjemahkan kata-kata secara harfiah. Penerjemah memiliki kebebasan untuk menyesuaikan struktur, gaya, dan bahkan kata-kata agar sesuai dengan konteks budaya dan bahasa target.

Kelebihan:

  • Dapat menangkap esensi makna dan suasana puisi.
  • Memberi ruang lebih besar bagi penerjemah untuk menciptakan estetika baru dalam bahasa sasaran.

Kekurangan:

  • Berpotensi mengubah terlalu banyak elemen asli dari puisi, sehingga bisa kehilangan jiwa dari teks asli.
  • Memerlukan kepekaan tinggi agar pesan utama tetap terjaga.

3. Teknik Adaptasi (Adaptation)

Teknik adaptasi adalah bentuk terjemahan di mana penerjemah mengubah elemen-elemen budaya atau bahasa yang tidak lazim dalam bahasa target dengan padanan yang lebih familiar. Dalam puisi, teknik ini digunakan untuk menyesuaikan simbol, idiom, atau referensi budaya.

Kelebihan:

  • Dapat membuat puisi lebih mudah dipahami oleh pembaca target yang tidak akrab dengan budaya sumber.
  • Memungkinkan penerjemah untuk menangkap keindahan dan makna implisit yang mungkin sulit dipahami dalam terjemahan harfiah.

Kekurangan:

  • Dapat menyebabkan terjemahan terlalu jauh menyimpang dari puisi asli.
  • Risiko kehilangan keunikan budaya dari teks sumber.

4. Teknik Transposisi (Transposition)

Transposisi adalah teknik di mana penerjemah mengubah struktur gramatikal dari bahasa sumber ke dalam bentuk yang lebih alami dalam bahasa sasaran. Dalam puisi, transposisi membantu menjaga keindahan tata bahasa dan irama puisi meskipun ada perubahan dalam urutan kata.

Kelebihan:

  • Membuat terjemahan terasa lebih alami dan mudah dipahami dalam bahasa target.
  • Menjaga keluwesan dan fluiditas puisi dalam bahasa sasaran.

Kekurangan:

  • Berisiko mengubah makna jika transposisi tidak dilakukan dengan hati-hati.
  • Memerlukan keterampilan bahasa yang tinggi agar transposisi tetap konsisten dengan makna asli.

5. Teknik Modulasi (Modulation)

Modulasi melibatkan perubahan sudut pandang atau perspektif dalam terjemahan. Dalam puisi, teknik ini sering digunakan untuk menciptakan ekspresi yang lebih tepat dalam bahasa sasaran tanpa mengorbankan makna asli.

Kelebihan:

  • Menyediakan fleksibilitas dalam menerjemahkan metafora dan ungkapan simbolis.
  • Membantu menangani perbedaan budaya dan bahasa yang mendalam.

Kekurangan:

  • Membutuhkan pemahaman mendalam tentang kedua bahasa agar perubahan sudut pandang tidak merusak makna asli.
  • Kadang-kadang dapat membuat terjemahan terlalu berbeda dari teks sumber.

6. Teknik Ekspansi (Expansion) dan Pengurangan (Reduction)

Ekspansi adalah teknik di mana penerjemah menambah informasi untuk membuat makna lebih jelas dalam bahasa sasaran. Sebaliknya, pengurangan adalah teknik di mana informasi yang tidak relevan atau berlebihan dalam bahasa sumber dihilangkan agar puisi tetap efektif dalam bahasa target.

Kelebihan:

  • Ekspansi memungkinkan pembaca memahami konteks budaya atau simbolis yang mungkin tidak ada dalam bahasa target.
  • Pengurangan dapat menjaga kejelasan dan keluwesan puisi, menghindari kerumitan yang tidak perlu.

Kekurangan:

  • Jika dilakukan berlebihan, ekspansi dapat merusak keindahan singkatnya puisi asli.
  • Pengurangan dapat menyebabkan hilangnya detail penting atau nuansa makna dalam terjemahan.

7. Teknik Penerjemahan Puitis (Poetic Translation)

Teknik ini berusaha untuk menerjemahkan puisi dengan mempertahankan unsur-unsur puitis, seperti rima, ritme, dan aliterasi. Penerjemah harus memastikan bahwa terjemahan tetap menjadi puisi, meskipun mungkin makna atau kata-katanya tidak persis sama dengan teks aslinya.

Kelebihan:

  • Menjaga elemen estetis dari puisi seperti rima dan irama.
  • Dapat memberikan pengalaman puitis yang serupa bagi pembaca sasaran.

Kekurangan:

  • Terkadang mengorbankan makna untuk menjaga struktur puitis.
  • Sulit dilakukan, terutama jika bahasa sumber dan bahasa target memiliki struktur yang sangat berbeda.

F. Strategi Penerjemahan Puisi oleh Christy Yulianda Putri

Menerjemahkan puisi adalah tugas yang sangat menantang karena puisi seringkali mengandung makna yang tersembunyi, metafora yang kompleks, ritme, rima, dan permainan kata yang sulit dipertahankan dalam bahasa lain. Berikut ini adalah beberapa strategi yang sering digunakan dalam penerjemahan puisi:

1. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

Penerjemah mencoba mempertahankan makna kata per kata dengan setia terhadap teks asli. Namun, strategi ini seringkali sulit diterapkan dalam puisi karena perbedaan struktur bahasa dan budaya yang bisa merusak keindahan dan makna asli.

Kelebihan: Makna dasar tetap terjaga.Kekurangan: Puisi mungkin kehilangan keindahan, ritme, atau rima.

2. Penerjemahan Dinamis (Dynamic Translation)

Fokus pada makna yang lebih umum atau esensial dari puisi, alih-alih menerjemahkan kata per kata. Penerjemah berusaha mempertahankan pesan dan perasaan keseluruhan puisi, meski harus mengorbankan bentuk asli, seperti rima atau ritme.

Kelebihan: Menghormati semangat dan emosi puisi.Kekurangan: Bisa jauh dari bentuk aslinya.

3. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation)

Dalam strategi ini, penerjemah mengubah puisi asli untuk menyesuaikannya dengan budaya dan bahasa target. Ini bisa mencakup perubahan besar dalam struktur, gaya, dan konteks agar sesuai dengan pembaca dalam bahasa target.

Kelebihan: Puisi terasa lebih alami bagi pembaca lokal.Kekurangan: Jauh dari teks asli dan bisa mengubah makna.

4. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation)

Penerjemah berfokus pada komunikasi ide dan emosi dengan cara yang dapat dipahami oleh pembaca target. Dalam pendekatan ini, unsur-unsur penting seperti pesan, nuansa emosional, dan citraan simbolis lebih diutamakan daripada struktur formal seperti rima atau meter.

Kelebihan: Pesan dan emosi tersampaikan dengan baik.Kekurangan: Puisi mungkin kehilangan estetika strukturalnya.

5. Penerjemahan Estetika (Aesthetic Translation)

Fokus utama penerjemah adalah mempertahankan keindahan estetika puisi. Ini bisa mencakup upaya untuk menjaga rima, ritme, aliterasi, dan elemen-elemen puitis lainnya, meskipun mungkin makna beberapa bagian harus sedikit diubah untuk mencapainya.

Kelebihan: Keindahan artistik tetap dipertahankan.Kekurangan: Risiko mengorbankan kejelasan makna.

6. Penerjemahan Kreatif (Creative Translation)

Dalam strategi ini, penerjemah diberi kebebasan untuk menafsirkan ulang teks dan menghasilkan versi puisi yang mungkin cukup berbeda dari yang asli. Fokusnya adalah pada menciptakan efek artistik yang serupa, meskipun dengan cara yang sangat berbeda.

Kelebihan: Hasil penerjemahan tetap terasa sebagai karya seni.Kekurangan: Jauh dari teks asli, berpotensi mengubah makna.

7. Penerjemahan Bentuk dan Makna (Form and Content Translation)

Upaya untuk menjaga keseimbangan antara bentuk (misalnya, jumlah baris, pola rima, meter) dan isi (makna literal dan emosional). Ini adalah salah satu pendekatan yang paling sulit karena membutuhkan kompromi antara makna dan struktur.

Kelebihan: Puisi tetap mempertahankan bentuk aslinya sambil menyampaikan makna.Kekurangan: Membutuhkan banyak penyesuaian, sering kali sulit dilakukan.

8. Penerjemahan Intersemiotik (Intersemiotic Translation)

Ini adalah bentuk penerjemahan di mana penerjemah mengalihkan puisi ke dalam medium lain, misalnya musik, film, atau lukisan. Penerjemahan ini berfokus pada penyampaian esensi emosional atau estetis ke dalam media yang berbeda.

Kelebihan: Menciptakan bentuk baru dari puisi yang dapat diakses oleh audiens yang lebih luas.Kekurangan: Puisi kehilangan bentuk aslinya secara total.

Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan:

  • Budaya: Penerjemah harus memahami latar belakang budaya puisi asli dan bagaimana budaya bahasa target dapat memengaruhi interpretasi.
  • Gaya Bahasa: Pilihan kata, sintaksis, dan gaya harus disesuaikan dengan norma bahasa target tanpa mengubah makna asli.
  • Konotasi dan Denotasi: Kata-kata yang digunakan dalam puisi sering kali memiliki konotasi khusus yang mungkin tidak mudah diterjemahkan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara cermat, penerjemah dapat menciptakan versi puisi yang menyampaikan esensi dari karya asli tanpa kehilangan kualitas artistiknya.

G. Evaluasi

Evaluasi dalam menerjemahkan puisi sangat penting untuk memastikan bahwa terjemahan tidak hanya akurat secara linguistik, tetapi juga mampu menyampaikan esensi, emosi, dan keindahan karya asli. Aspek yang perlu diperhatikan mencakup akurasi makna, kesetiaan terhadap gaya dan suara penyair, serta kesesuaian budaya. Penerjemah harus memastikan bahwa makna dan simbolisme puisi terjaga, sementara juga mempertimbangkan referensi budaya yang relevan agar pembaca bahasa target dapat memahami konteks.

Selain itu, elemen ritmis dan rima, serta daya tarik estetis juga harus dievaluasi. Terjemahan yang baik harus memiliki aliran yang mulus dan tetap dapat menyentuh perasaan pembaca, meskipun struktur mungkin berbeda. Penerjemah perlu menunjukkan kreativitas dalam pilihan kata dan tetap terbuka terhadap umpan balik untuk meningkatkan kualitas terjemahan. Dengan melakukan evaluasi yang komprehensif, penerjemah dapat menghasilkan karya yang setia pada puisi asli dan menarik bagi pembaca baru.

H. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Menerjemahkan puisi merupakan suatu tantangan yang memerlukan keterampilan linguistik dan kepekaan artistik yang tinggi. Proses evaluasi dalam penerjemahan sangat penting untuk memastikan bahwa makna, emosi, dan keindahan puisi asli dapat terjaga dan disampaikan dengan baik dalam bahasa target. Aspek-aspek seperti akurasi makna, kesetiaan pada gaya penyair, kesesuaian budaya, serta ritme dan rima perlu diperhatikan agar terjemahan dapat berfungsi dengan baik dan memberikan pengalaman yang mendalam kepada pembaca.

Saran

Dalam menerjemahkan puisi, penting bagi penerjemah untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang puisi yang sedang diterjemahkan, termasuk konteks budaya dan emosionalnya. Penerjemah sebaiknya tidak hanya fokus pada kata-kata, tetapi juga pada nuansa dan perasaan yang ingin disampaikan. Selain itu, penting untuk terbuka terhadap umpan balik dan melakukan revisi yang diperlukan, serta menggunakan berbagai teknik penerjemahan yang sesuai untuk menghasilkan terjemahan yang kreatif dan menarik. Dengan pendekatan yang hati-hati dan reflektif, penerjemah dapat menciptakan karya yang tidak hanya akurat, tetapi juga estetik dan menyentuh.

I. Referensi

1. Buku

Lefevere, A. (1992). Translation, rewriting, and the manipulation of literary fame. London: Routledge. 

2. website

Poetry Foundation. (n.d.). Poetry translation. Retrieved October 24, 2024, from https://www.poetryfoundation.org/learn/guide/192858/poetry-translation 

3. artikel ilmiah

Milton, J. (2009). Translation and poetics: A study of the translation of poetry. Translation Studies, 2(2), 214-229. https://doi.org/10.1080/14781700902934069

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun