Dalam strategi ini, penerjemah mengubah puisi asli untuk menyesuaikannya dengan budaya dan bahasa target. Ini bisa mencakup perubahan besar dalam struktur, gaya, dan konteks agar sesuai dengan pembaca dalam bahasa target.
Kelebihan: Puisi terasa lebih alami bagi pembaca lokal.Kekurangan: Jauh dari teks asli dan bisa mengubah makna.
4. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation)
Penerjemah berfokus pada komunikasi ide dan emosi dengan cara yang dapat dipahami oleh pembaca target. Dalam pendekatan ini, unsur-unsur penting seperti pesan, nuansa emosional, dan citraan simbolis lebih diutamakan daripada struktur formal seperti rima atau meter.
Kelebihan: Pesan dan emosi tersampaikan dengan baik.Kekurangan: Puisi mungkin kehilangan estetika strukturalnya.
5. Penerjemahan Estetika (Aesthetic Translation)
Fokus utama penerjemah adalah mempertahankan keindahan estetika puisi. Ini bisa mencakup upaya untuk menjaga rima, ritme, aliterasi, dan elemen-elemen puitis lainnya, meskipun mungkin makna beberapa bagian harus sedikit diubah untuk mencapainya.
Kelebihan: Keindahan artistik tetap dipertahankan.Kekurangan: Risiko mengorbankan kejelasan makna.
6. Penerjemahan Kreatif (Creative Translation)
Dalam strategi ini, penerjemah diberi kebebasan untuk menafsirkan ulang teks dan menghasilkan versi puisi yang mungkin cukup berbeda dari yang asli. Fokusnya adalah pada menciptakan efek artistik yang serupa, meskipun dengan cara yang sangat berbeda.
Kelebihan: Hasil penerjemahan tetap terasa sebagai karya seni.Kekurangan: Jauh dari teks asli, berpotensi mengubah makna.