Mohon tunggu...
El Damanik
El Damanik Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Imagination

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

14 April 2023   01:12 Diperbarui: 14 April 2023   01:17 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

1.  Heterogen atau Keberagaman

Seperti yang sudah dibilang keberagaman Indonesia bisa menjadi kelemahan dimana jika masyarakat Indonesia tidak paham akan arti dari Bhinneka Tunggal Ika maka egoisme dapat terjadi dimana-mana dan dapat menimbulkan konflik antar rakyat Indonesia.

2. Kurangnya Kesadaran akan Gangguan dari Luar

Gangguan dari luar yaitu bermacam-macam mulai dari pengaruh buruk seperti masuknya budaya barat (individualisme, konsumerisme, pergaulan bebas) dan juga seperti daerah perbatasan yang tidak diperhatikan pemerintah sehingga rakyat Indonesia lebih memilih untuk menggunakan mata uang negara lain demi kesejahteraan hidup, dalam kasus ini yaitu daerah perbatasan Malaysia dimana rakyat Indonesia lebih suka menggunakan mata uang ringgit daripada rupiah karena pasar untuk mereka melakukan kegiatan ekonomi lebih dominan dari Malaysia. 

3. Rendahnya Sikap Toleransi

Minimnya sikap toleransi dapat mengakibatkan perpecahan di dalam bangsa Indonesia karena tidak dapat menghargai keunikan dari budaya-budaya lain sehingga dapat menimbulkan konflik dalam negara. Hal ini dapat dicontohkan juga dalam perbedaan strata sosial yang dimana masyarakat dengan nilai ekonomi lebih tinggi suka merendahkan masyarakat dengan nilai ekonomi rendah.

4. Pembangungan yang Tidak Merata

Ketidakmerataan ini dapat menimbulkan ketidakpuasan bagi rakyat sehingga dapat memicu gerakan separatis dan kedaerahan, demonstrasi, serta unjuk rasa. Contohnya seperti KKB Papua yang berawal dari gerakan separatis untuk memerdekakan Papua berakhir menjadi terorisme di negara serta kampung halaman sendiri.

5. Nasionalisme (Sempit)

Dalam artian sempitnya, nasionalisme memiliki arti dimana cinta terhadap bangsa / daerah sendiri namun merendahkan bangsa / daerah lain. Hal ini dapat dilihat dalam paham etnosentrisme yang menimbulkan konflik antar daerah seperti contoh, konflik antara suku Madura dan Dayak, perang antara suku Asmat dan suku Dani, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun