Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
1. Â Heterogen atau Keberagaman
Seperti yang sudah dibilang keberagaman Indonesia bisa menjadi kelemahan dimana jika masyarakat Indonesia tidak paham akan arti dari Bhinneka Tunggal Ika maka egoisme dapat terjadi dimana-mana dan dapat menimbulkan konflik antar rakyat Indonesia.
2. Kurangnya Kesadaran akan Gangguan dari Luar
Gangguan dari luar yaitu bermacam-macam mulai dari pengaruh buruk seperti masuknya budaya barat (individualisme, konsumerisme, pergaulan bebas) dan juga seperti daerah perbatasan yang tidak diperhatikan pemerintah sehingga rakyat Indonesia lebih memilih untuk menggunakan mata uang negara lain demi kesejahteraan hidup, dalam kasus ini yaitu daerah perbatasan Malaysia dimana rakyat Indonesia lebih suka menggunakan mata uang ringgit daripada rupiah karena pasar untuk mereka melakukan kegiatan ekonomi lebih dominan dari Malaysia.Â
3. Rendahnya Sikap Toleransi
Minimnya sikap toleransi dapat mengakibatkan perpecahan di dalam bangsa Indonesia karena tidak dapat menghargai keunikan dari budaya-budaya lain sehingga dapat menimbulkan konflik dalam negara. Hal ini dapat dicontohkan juga dalam perbedaan strata sosial yang dimana masyarakat dengan nilai ekonomi lebih tinggi suka merendahkan masyarakat dengan nilai ekonomi rendah.
4. Pembangungan yang Tidak Merata
Ketidakmerataan ini dapat menimbulkan ketidakpuasan bagi rakyat sehingga dapat memicu gerakan separatis dan kedaerahan, demonstrasi, serta unjuk rasa. Contohnya seperti KKB Papua yang berawal dari gerakan separatis untuk memerdekakan Papua berakhir menjadi terorisme di negara serta kampung halaman sendiri.
5. Nasionalisme (Sempit)
Dalam artian sempitnya, nasionalisme memiliki arti dimana cinta terhadap bangsa / daerah sendiri namun merendahkan bangsa / daerah lain. Hal ini dapat dilihat dalam paham etnosentrisme yang menimbulkan konflik antar daerah seperti contoh, konflik antara suku Madura dan Dayak, perang antara suku Asmat dan suku Dani, dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H