"Dimana Eva?" Inge merasa tidak tenang kalau belum melihat sahabatnya.
"Dia pergi jalan-jalan dengan Dry. Aku Jo, kita belum berkenalan." Jo menundukkan kepala untuk menyapa.
Inge mengunyah gigitan apel terakhir dengan buru-buru. "Mereka pergi ke arah mana? Aku harus menyusulnya."
"Biarkan mereka bersenang-senang. Sebaiknya kamu tetap di sini. Aku kan menunjukkan hal menarik," bujuk Kuni.
"Mereka tidak akan lama karena Dry cepat lelah. Tenang saja dan sabar menunggu." Jen menenangkan Inge.
Inge mengambil sebutir apel lagi untuk dimakan. Tatapannya terpaku pada pintu masuk. Kalau-kalau Eva datang. Saudari-saudari Dry memang ramah tapi tetap saja tidak menghilangkan kecurigaannya pada Dry.
Kuni berdiri setelah menyelesaikan makan. "Ayo ikut kami." Kuni menggandeng Inge agar tidak tertinggal.
"Kamu lanjutkan makan di sini saja." Kuni menunjukkan sebatang pohon tumbang yang diapit dua pohon. Seperti kursi dengan dua buah payung.
"Pemandangannya indah." Inge mengagumi apa yang dilihatnya.
Suara gemericik air dipadu dengan hamparan bunga yang mekar. Ada tanah kosong di belakang rumah, entah digunakan untuk apa. Kuni berdiri di tengah-tengahnya sementara menanti Jo dan Jen.
"Maaf, menunggu lama. Silakan dimulai." Jo mengambil posisi di sebelah kanan sedang Jen di sebelah kiri Kuni.