Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelang Persahabatan

8 Desember 2018   05:25 Diperbarui: 8 Desember 2018   05:21 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pixabay.com

"Hai," sapa Eva. "Kalian memiliki warna sayap yang indah."

"Terima kasih pujiannya. Sayap kuning cerah dengan motif sulur hijauku memang tampak cantik. Namaku Kuni." Kuni menggerakan sayap untuk memamerkannya pada Inge dan Eva.

"Aku Jen. Terima kasih sudah memuji sayap perak dengan batas merah milikku."

Inge mengerutkan dahi karena sayap adik-adik Dry lebih didominasi warna hitam tapi mereka menyebutkan warna sayap yang seolah-olah sangat indah.

"Sayap kalian hampir berwarna hitam sepenuhnya. Aku tidak memahami dimana letak keindahannya," ujar Inge dengan polos.

"Apa matamu bermasalah sampai tidak bisa melihat keindahan ini? Kamu mulai buta warna? Ya, ampun Inge jangan bilang kamu iri karena sayapmu kalah indah dibanding mereka," cela Eva. Lagi-lagi dia memegangi pergelangan tangan kiri seperti kesakitan.

Inge berdiri mematung saat dia lihat di sayap Eva ada noda berwarna hitam, warnanya tak lagi cerah tapi tampak lebih gelap. Inge mengerutkan dahi karena Eva kembali bergenit-genit pada Dry. Apa yang terjadi sebenarnya.

"Kenapa kamu terus memandangi Dry? Dia milikku. Kami saling mencintai dan akan tinggal bersama. Jangan bilang kalau kamu juga mencintainya? Sahabat macam apa kamu yang tega merebut kekasih sahabatnya?" tanya Eva dengan ketus.

Inge terpaku mendengarnya. Tidak pernah sekali pun Eva bersikap sekasar itu padanya. Eva tampak seperti orang lain. Inge menggeleng untuk meyakinkan Eva. "Aku sama sekali tidak tertarik padanya. Kamu tenang saja." Sejak kapan mereka jatuh cinta dan membicarakan tentang saling memiliki. Situasi sudah semakin kacau.

"Baguslah kalau begitu." Eva mengibaskan rambut lalu berbalik dan mengikuti langkah Dry.

Samar-samar Inge mendengar percakapan Dry dan Eva. Dry meyakinkan Eva kalau Inge mencintainya karena selalu mencuri pandang. Inge menghela napas merasa putus asa. Dry pasti sengaja mengadu domba mereka. Dia terlihat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun