Untuk pertama kali cinta Sugeng 'digantung' oleh seorang wanita pribumi. Wajah pria itu tampak muram, kuyu dan tak bersemangat. Pria  tampan dan mapan berprofesi karyawan swasta salah satu perusahaan besar di Jakarta itu, tak bisa menyembunyikan kegelisahanya.Â
Sesekali ia bertopang dagu, menyeka bulir-bulir keringat jagung memenuhi kening seraya menggaruk-garuk kepala. Baru kali ini cintanya tak dijawab. Ia pria idaman, mapan, rajin beribadah, dan tampan pula. Banyak perempuan mengejar cintanya. Tapi hanya seseorang  yang ia damba, namanya Binarti. Cintanya pada Binarti benar-benar cinta mati.Â
Bukan cinta ababil yang terdesak menghindar dari julukan 'jones'.  Telah ia datangi  7 negeri, banyak perempuan cantik ia temui namun hanya Binarti seorang dihati. Banyak cara ia  lakukan untuk mendapatkan pujaan hati.Â
Dari blusukan kampung-kampung, pasang tampang cool di pasar sukarame, mandi bola di kali, berdiri satu jam di jembatan ringkih dengan satu kaki yang merasa keren dengan julukan jurus bangau sampai cabut kutil dipipi kiri.
Binarti adalah sosok wanita idaman kaum pria begitulah menurut kacamata awam. Sosok Binarti bagi seorang Sugeng adalah wujud bidadari tanpa cela. Sempurna begitulah kata Sugeng terinspirasi lagu 'Sempurna' dari Andra and The Backbone, bila ia bercerita tentang Binarti pada orang-orang. Â Banyak puisi tercipta dikala ia sedang memikirkan wanita itu.Â
Banyak lagu yang dikumandangkan buat Binarti ketika senja menyapa  menggiring surya pulang ke peraduannya. Nama perempuan itu pun selalu diukir dimanapun ia berada.Â
Di warung Ngatinah, di dinding parkiran swalayan, baju Pokay teman kerja sampai ke tangan preman pasar senggol. Narti, Narti dan selalu terukir nama perempuan yang bernama Binarti. Alangkah beruntungnya perempuan bernama Binarti itu, dipuja bak seorang puteri raja demikian celoteh deretan anak gadis yang diabaikan Sugeng.Â
Namun sungguh malang nasib Sugeng, hatinya sakit ketika wanita itu tidak merespon pernyataan cintanya. "Wanita itu tidak menjawab hanya diam dan meninggalkanku sendiri di bawah lampu jalan yang remang" ucapnya lirih saat ditanya beberapa orang penasaran tentang cintanya diabaikan Binarti.  "Sabar  ya Geng, mungkin Binarti bukan jodohmu. Kamu harus legowo jangan patah semangat.Â
Masih banyak perempuan di lingkungan kita yang cantik. Kamu bisa deketin mana tahu cocok" kata ibu-ibu yang turut prihatin dengan keadaan Sugeng yang jatuh sakit karena cinta. Sekarang Sugeng tak seperti dulu yang selalu tampil necis, aroma parfumnya selalu tercium bila ia berjalan tapi saat ini ia seperti pria yang tak punya semangat hidup.Â
Mandi saja bisa lupa, rambutnya acak-acakan bila keluar dari rumah. Sikap Binarti yang meninggalkanya membuat dirinya frustasi. Â Binarti tak akan bisa tergantikan oleh siapapun, gumannya disela kesepian yang selalu menemani dirinya.