Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Aksesibilitas "Hamid Olimjon Square" untuk Penghuni Berkebutuhan Khusus?

12 Agustus 2024   11:01 Diperbarui: 12 Agustus 2024   16:12 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami masuk ke salah satu blok hunian tersebut di sisi kiri. Zoyir benar-benar membantuku untuk aku bisa masuk dan melihat serta merasakan betapa tidak terlalu nyaman bari penghuni di sana. Kami berjalan perlahan, merasakan susananya yang sebenarnya cukup nyaman.

Jalan sekitarnya adalah jalan lingkungan yang tidak terlalu ramai karena di belakang area ini memang adalah area hunian kota. Baik hunian apartemen atau hunian rumah-landed. Yang jelas, sebagian besar adalah hunian-hunian tua peninggalan Soviet.

Masuk ke kompleks Hamid Olimjon, jalan utamanya sepi karena jalan ini memang hanya diperuntukkan untuk keluar masuk penghuni saja.

(Dokumentasi pribadi) Masuk di lingkungan Hamid Olimjon Square yang sepi di jam 3 sore hari. Jalan sepi dan (seperti biasa) sangat rapih dan bersih.
(Dokumentasi pribadi) Masuk di lingkungan Hamid Olimjon Square yang sepi di jam 3 sore hari. Jalan sepi dan (seperti biasa) sangat rapih dan bersih.

 Seperti di Jakarta, jalan-jalan hunian terdapat fasilitas-fasilitas hunian. Toko-toko yang menjual berbagai barang untuk kebutuhan penghuni. Tidak terlalu banyak toko, karena memang penduduk Tashkent tidak terlalu banyak dan sepertinya, pemerintah kota melengkapi dengan peraturan-peraturan yang ketat untuk warga kota.

Di sisi kiri ada 4 blok apartemen, dan Zoyir mengajakku untuk masuk ke blok kedua, untuk minta ijin masuk dan jika memungkinkan naik ke atas untuk melihat dan merasakan apa yang aku butuhkan untuk risetku ini.

Kami masuk ke lobi utama, dan dari situ aku sudah merasakan sesuatu yang harus diperbaiki bagi penghuni jika mereka ingin lebih nyaman lagi untuk bertempat tinggal di sana.

Lobi utamanya, hanya berupa "Lorong" kecil dan sempit, tanpa ada tempat untuk menunggu. Kursi rodaku saja agak ngepas untuk memasuki lorong lobi tersebut. Dan, di Lorong bagian depan, merupakan resepsionis dengan sekuriti yang sangat kecil.

Lorong lobi pada apartemen ke-2, menuju lobi lift. Lebar hanya sekitar 80 cm, pas untuk kursi rodaku. (Dokumentasi pribadi) 
Lorong lobi pada apartemen ke-2, menuju lobi lift. Lebar hanya sekitar 80 cm, pas untuk kursi rodaku. (Dokumentasi pribadi) 

Lobi lift dengan 2 buah lift baru dan lama dengan lebar pintu hanya 60 cm, sehingga kursi rodaku tidak bisa masuk.  (Dokumentasi pribadi)
Lobi lift dengan 2 buah lift baru dan lama dengan lebar pintu hanya 60 cm, sehingga kursi rodaku tidak bisa masuk.  (Dokumentasi pribadi)

Dari Lorong lobi tersebut, kami masuk semakin dalam dan menemukan lobi lift yang juga sempit. Kursi rodaku membuat penghuni tamu yang lain pasti merasa "penuh" dengan dimensi kursi rodaku yang memang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun