Kami masuk ke salah satu blok hunian tersebut di sisi kiri. Zoyir benar-benar membantuku untuk aku bisa masuk dan melihat serta merasakan betapa tidak terlalu nyaman bari penghuni di sana. Kami berjalan perlahan, merasakan susananya yang sebenarnya cukup nyaman.
Jalan sekitarnya adalah jalan lingkungan yang tidak terlalu ramai karena di belakang area ini memang adalah area hunian kota. Baik hunian apartemen atau hunian rumah-landed. Yang jelas, sebagian besar adalah hunian-hunian tua peninggalan Soviet.
Masuk ke kompleks Hamid Olimjon, jalan utamanya sepi karena jalan ini memang hanya diperuntukkan untuk keluar masuk penghuni saja.
 Seperti di Jakarta, jalan-jalan hunian terdapat fasilitas-fasilitas hunian. Toko-toko yang menjual berbagai barang untuk kebutuhan penghuni. Tidak terlalu banyak toko, karena memang penduduk Tashkent tidak terlalu banyak dan sepertinya, pemerintah kota melengkapi dengan peraturan-peraturan yang ketat untuk warga kota.
Di sisi kiri ada 4 blok apartemen, dan Zoyir mengajakku untuk masuk ke blok kedua, untuk minta ijin masuk dan jika memungkinkan naik ke atas untuk melihat dan merasakan apa yang aku butuhkan untuk risetku ini.
Kami masuk ke lobi utama, dan dari situ aku sudah merasakan sesuatu yang harus diperbaiki bagi penghuni jika mereka ingin lebih nyaman lagi untuk bertempat tinggal di sana.
Lobi utamanya, hanya berupa "Lorong" kecil dan sempit, tanpa ada tempat untuk menunggu. Kursi rodaku saja agak ngepas untuk memasuki lorong lobi tersebut. Dan, di Lorong bagian depan, merupakan resepsionis dengan sekuriti yang sangat kecil.
Dari Lorong lobi tersebut, kami masuk semakin dalam dan menemukan lobi lift yang juga sempit. Kursi rodaku membuat penghuni tamu yang lain pasti merasa "penuh" dengan dimensi kursi rodaku yang memang besar.