Aku mengernyitkan keningku, dan malas untuk mencoba. Tetapi, bapak membujukku,
"Yanti, coba makan ya. Supaya tubuhmu semakin kuat. Seteah kamu sehat, kamu pasti ingin pulang kan? Bagaimana mau pulang jika kmu belum sehat?"
Aku tersenyum ke bapak, dan beliau memelukku.
Aku merasa tenang. Aku merasa nyaman.
Bapak memang idolaku. Sejak dulu, hanya bapak yang benar2 bisa membuat aku tenang dan nyaman. Senyumnya, elusannya, pelukkannya,
"Ah ...... pak, aku sangat mencintaimu ....."
Akhirnya, aku mau mencoba lagi untuk menelan. Tapi aku sudah bersiap untuk kesakitan. Dan aku mendekp dadaku, sraya mataku minta bantuan jika benar2 aku merasa panas dan sakit di dadaku.
Begitu aku menelan dengan lambat dan bersiap kesakitan lagi, ternyata ..... , ternyata tidak sakit!
"Horeeeee, dadaku tidak sakit lagi setelah menelan, walau cara menelannya pun susah sekali".
 Aku berusaha menelan dengan susah payah, seperti aku menelan daging yang keras atau seperi permen karet yang kenyal .....
Begitu merasa nyaman makan bubur, walaupun agak susah untuk menelan, aku cukup lahap menerima suapan2 dari ibu, sampai bubur itu habis. Anak2ku bersorak.