Ah, aku tidak mau memikirkan sekarang!
Tubuhku semakin menggigil.
Dingin sekali! Kulihat penunjuk suhu di drpan dinding, ah ... sepertinya minus derajat Celcius. Aku lupa, bagaimana aku harus menghitung dari derajat Fahrenheit. Tapi aku yakin, itu mendkati minus atau bahkan sudah minus!
Walau ruang ku memakai heater, sepertinya suhu minus di luar terserap masuk. Aku semakin kedinginan. Kaki kiriku bisa kutekuk untuk menghilangkan dingin, tetapi kaki dan tangan kananku sama sekali tidak bisa kugerakkan.
Tetapi, sepertinya tubuh kananku yang lumpuh, juga tidak merasa kedinginan! Hanya tubuh kiri saja yang aku rasa seperi es. Aku berpikir terus, ternyata tubuh kananku yang kebas dan lumpuh itu, justru mampu untuk menahan dingin .....
Aku bersiap tidur.
Keluargaku akan datang lagi, besok. Jika mengingat betapa bahagiaku ditengah2 keluargaku, hatiku hangat. Dan aku bisa tersenyum lebar. Aku merasa punya harapan, setidaknya besok aku punya harapan untuk berbahagia.
Walaau aku tidak tahu, apakah di hari2 kemudian aku masih punya lagi harapan untuk berbahagia, yang jelas mala mini dadaku punya keyakinan besar sebuah kebahagiaan .....
Sebuah kebahagiaan yang bukan permanen, sebenarnya. Tetapi, sedikit apapun, kebahagiaan itu patut diperjuangkan. Karena, kebahagiaan walau hanya setitik, bisa merupakan harapan untuk menjadi lebih baik.
Dan dalam kebahagiaan2 sedikit demi sedikit, aku pasti akan berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan2 ku yang lainnya, sehingga mau tidak mau aku akan terus berjuang demi sebuah kebahagiaan2 baru ......
Kupikir, aku memang harus memperuangkannya! Harus!