Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Disabilitas yang Penuh dengan Diskriminasi?

6 September 2021   11:28 Diperbarui: 6 September 2021   12:33 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.studentwithfisicaldisabilities.weekly.com

Ya, mereka hanya butuh didengar, untuk mereka mulai mengambil kesempatan untuk bisa melakukan yang terbaik bagi hidup mereka ......

***

Bagaimana ini bisa terjadi dan mengapa "kebencian" terus berlanjut? 

Undang2, aturan2 di banyak Negara pun bermunculan, tetapi sayangnya, banyak disabilitas justru baru memulai berjuang untuk "dilihat sebagai manusia". Belum menuju kesadaran bahwa mereka memiliki hak  dan kewajuban yang sama. Belum .....

Menurutku, justru kasus diskriminasi, kejahatan, kebencian tentang banyak hal, SARA atau yang lain, itulah yang mengubah seseorang menjai disabilitas!

Coba saja, tentang peperangan.

Perang itu mungkin adanya kebencian atau diskriminasi. Mereka perang dan mereka cacat. Atau mungkin perang SARA, dan menghasilkan kecacatan.

Ketika aku googling, bahkan seorang filsuf Peter Singer, yang mengatakan bahwa penyandang disabilitas intelektual berat tidak berhak mendapatkan hak lebih dari hewan, karena beberapa spesies lain dianggap memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada mereka.

Sumber : www.disabilityhorizon.com).

Astaga!

Sepertinya, jelas lah bahwa sebagian warga dunia masih mendiskriminasikan disabilitas, dan menganngap disabilitas "tidak layak" dianggap sebagai manusia .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun