Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sebuah Catatan Kepedulian Jepang untuk Memelihara "Jalur Kuning" yang Tidak Kuning Lagi

12 Juni 2021   13:47 Diperbarui: 12 Juni 2021   13:54 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Jalur kuning"baru, dengan material vinyl yang ditempel, menggantikan "jalur kuning" lama yang tidak berwarna kuning lagi. Sebuah catatan epedulian dari Jpang, untuk "memanusiawikan" teman2 disabilitas netra dan low-vision /Dokumentasi pribadi

By Christie Damayanti

"Jalur Kuning" memang salah satu fasilitas bagi disabilitas netra. Siapa yang tidak tahu tentang "jalur kuning" serta konflik yang ada di dalamnya?

"Jalur kuning", namanya saja warna kuning, kadang kala membuat harmoni warna dalam sebuah area, akan rusak, bagi desainer, sehingga "jalur kuning" bisa saja beralih menjadi jalur abu2 di stasiun MRT Jakarta atau jalur perak, seperti di jalur pedestrian Malioboto.

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jalur kuning" yang berubah menjadi jalur abu2 dan jalur perak! Mengertikah mereka, mengapa memakai warna kuning? Karena warna kuning bisa memancarkan cahaya untuk disabilitas netra dan low-vision! /www.jogjapolitan.harianjogja.com
Jalur kuning" yang berubah menjadi jalur abu2 dan jalur perak! Mengertikah mereka, mengapa memakai warna kuning? Karena warna kuning bisa memancarkan cahaya untuk disabilitas netra dan low-vision! /www.jogjapolitan.harianjogja.com
Bukan sembarangan berwarna kuning. Dan, ini adalah "pakem" internasional!

Belum lagi, masalah konflik ketika "jalur kuning" yang harusnya merupakan fasilitas disabilitas netra, beralih fungsi, ketika jalur ini ada di atas pedestrian di hampir semua tempat di Jakarta.

Karena, pedestrian2 yang ada, digunakan untuk berjualan dan tempat parkir motor, sehingga "jalir kuning" nya tidak berfungsi sama sekali.

Atau juga, ketika si kontraktor yang memasang jalur kuning itu, sama sekali tidak peduli, bahwa ujungnya berbenturan dengan pohon, tempat sampah atau masuk ke lubang got!

 

www.megapolitan.kompas.com
www.megapolitan.kompas.com
Jalur kuning yang tidak berfungsi karena pedestrian dipakai untuk berjualan, dan menabrak tiang listrik!/www.jabar.pojoksatu.id
Jalur kuning yang tidak berfungsi karena pedestrian dipakai untuk berjualan, dan menabrak tiang listrik!/www.jabar.pojoksatu.id
Dan, ternyata sebagian dari yang membangun pedestrian, benar2 tidak mengerti fungsi dan arti 2 jenis block warna kuning tersebut. Coba perhatikan foto2 dibawah ini :

 

Jika ada wisatawan asing yang melihat, tidak salah jika mereka mem-foto dan menyebarkan menjai viral, di dunia. Tidak malukah, kita?/www.megapolitan.kompas.com
Jika ada wisatawan asing yang melihat, tidak salah jika mereka mem-foto dan menyebarkan menjai viral, di dunia. Tidak malukah, kita?/www.megapolitan.kompas.com
Ada 2 jenis, yang garis berfungsi untuk menuntun dan yang titik berfungsi untuk berhenti. Tetapi, foto pertama, yang titik dipakai untuk jalur?/www.m.kaskus.co.id
Ada 2 jenis, yang garis berfungsi untuk menuntun dan yang titik berfungsi untuk berhenti. Tetapi, foto pertama, yang titik dipakai untuk jalur?/www.m.kaskus.co.id
Lalu, bagaimana yang ini? "Jalir kuning" dibelok2kan seperti ular, apakah ada yang membayangkan bagi disabilitas netra, berjalan berkelok2 seperti ini? Lucu? Benar2 tidak punya kepedulian!/www.megapolitan.kompas.com
Lalu, bagaimana yang ini? "Jalir kuning" dibelok2kan seperti ular, apakah ada yang membayangkan bagi disabilitas netra, berjalan berkelok2 seperti ini? Lucu? Benar2 tidak punya kepedulian!/www.megapolitan.kompas.com
Konflik2 dalam "politik jalur kuning" sudah banyak, dan semuanya sampai sekarang masih tetap tidak mau belajar!

Mereka tidak mau mulai belajar peduli, apa lagi! Sampai kapankah Negara kita mendiskriminasikan disabilitas? Apakah harus ada yang menjadi disabilitas dulu, baru sadar?

***

Bicara tentang "jalur kuning" memang tidak aka nada habis2 nya. Silahkan membaca tentang ini, di tulisanku, "Pedestrian Baru" Jakarta, Hasilnya Apa? Nol Besar!

Aku hanya mengingatkan saja, ketika Indonesia memang mampu membangun yang hebat2 dan luar biasa, bagaimana dengan maintenance nya?

Pada kenyataannya, maintenance di negeri kita, sangat kurang, yang mengakibatkan bangunan2 yang indah iu, lebih cepat rusak karena maintenance nya kurang!

Ketika aku berkesempatan untuk berjalan2 di jalan protocol Sudirman -- Thamrin di atas kursi roda ajaibku, aku memang sengaja untuk seperti cek-list tentang "apa kata banyak orang", bahwa jalan ini "ramah disabilitas",

Yang masih banyak kursi roda ajaibku harus diturunkan secara manual. Karena tidak ada jalan yang landai, dan beberapa titik yang sangat krusial bagi sebuah kursi roda.

Aku juga mengamati tentang maintenance di beberapa titik.

Sangat disayangkan, ketika jalur protocol ii sebagai jalur kebanggaan Jakarta, yang relative masih baru untuk meningkatkan kenyamanan warga Jakarta, ada beberapa titik yang sudah rusak. Akan aku tuliskan, segera.

Di artikel ini, aku hanya menuliskan tentang "jalur kuning", dan ada beberapa "jalur kuning" yang seharusnya segera dirapihkan .....

Di beberapa "jaliur kuning", terlepas seperti ini. Mengapa tidak segera dibereskan? Karena, jika dibiarkan terlalu lama, kerusakan akan menular! Lama2, "jalur kuning" ini tidak berbentuk lagi ...../ Dokumentasi pribadi
Di beberapa "jaliur kuning", terlepas seperti ini. Mengapa tidak segera dibereskan? Karena, jika dibiarkan terlalu lama, kerusakan akan menular! Lama2, "jalur kuning" ini tidak berbentuk lagi ...../ Dokumentasi pribadi
Jika aku amati, "jalur kuning" di pedestrian sepanjang jalur protocol Sudrman -- Thamrin, ada 2 jenis material.

Yang perama, jelas keramik atau sejenisnya, setebal kerakin atau material pedestrian itu, dan dipasang dengan selevel dengan permukaan.

 

Dokumentasi pribadi/Seperti "jalur kuning" ini, yang dipasang selevel dengan permukaan pedestrian, dan materialnya keramik atau sejenisnya. Standard.
Dokumentasi pribadi/Seperti "jalur kuning" ini, yang dipasang selevel dengan permukaan pedestrian, dan materialnya keramik atau sejenisnya. Standard.
Tetapi, ada yang materialnya tipis, seperti vinyl, yang gampang dipasang, dan mungkin gampang juga terlepas, seperti yang terlepas di foto ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jadi, sebenarnya sangat mudah untuk memasang kembali, asal ada orang yang memang bertugas untuk maintenance atau pemeliharaan!

Ketika aku sempat berada di sebuah area di Chiba, Jepang, aku melihat sendiri beberapa orang datang setelah petugas area itu telp untuk menggantu "jaluir kuning" yang sudah tidak kunung lagi, karena kotor.

2 orang petugas yang memelihara "jalir kuning". Ada seorang petugas di lapangan ini, menelpon dan beberapa saat kemusian, 2 orang ini datang, dan langsung memasang dengan material seperti vinyl yang ditempel. Sementara "jalir kuning" di sebelahnya, yang tidak kuning lagi, dibiarkan saja./ Dokumentasi pribadi
2 orang petugas yang memelihara "jalir kuning". Ada seorang petugas di lapangan ini, menelpon dan beberapa saat kemusian, 2 orang ini datang, dan langsung memasang dengan material seperti vinyl yang ditempel. Sementara "jalir kuning" di sebelahnya, yang tidak kuning lagi, dibiarkan saja./ Dokumentasi pribadi
 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bisa dibayangkan?

Ketika "Jalur kuning" yang sudah kopr dan tidak kuning lagi, Jepang bela2in membuat "jalir kuning" baru, untuk penyandang disabilitas low-vision!

Masakan kita justru mengubah "jalur kuning" menjadi jalur abu2 atau jalur perak? Aduh .....

***

Jadi,

Bagaimana kita menjadikan Jakarta "ramah disabi;itas", itu bukan tergantung pada pemerintah saja, tetapi tergantung kepada KEPEDULIAN KITA SEMUA!

Jika pemerintah sudah membuat aturan dan membangun fasilitas2 untuk disabilitas di ruang public, dibawahnya, seprti disainer, konsultan dan kontraktor yang ditunjuk oleh pemerintah, atau swasta, harus terus peduli!

Maintenance bukan menunggu perintah, tetapi buatlan jadwal per minggu untuk mengamati fasilitas2 itu, dan respon untuk memperbaiki nya juga harus SEGERA! CITO!

Kepedulian untuk membangun "kota ramah disabilitas" pun, untukku hanya bisa menuiskan sperti ini aja, serta menyebarkan keledulian ewat artikel ini kepada pihak2 yang berwenang, bahkan sampai ke Pak Jokowi.

Tetapi, masalanya adalah, aakah ada yang membaca dan langsung bisa bertindak untuk memperbaikinya?

Teriakan2 kepedulian ku ini, akan terus berlanjut. Karena memperjuangkan sebuah kepedulian, memang tidak cepat dan membawa respon pro dan kontra .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun