Mungkin, karena darah tidak keluar lagi dari dalam tubuhku. Mungkin, itu yang membuat aku merasa segar, karena darah terus berputar dalam tubuhku, bukan keluar .....
Puji Tuhan, puji Tuhan ......
Aku tidur dengan adikku dalam 1 kamarku dan Bruder Frank berada di kamar yang berbeda, tetapi ada "connecting door", supaya dia bisa memantau keadaanku. Dan dia tetapi bekerja secara professional. Memantau keadaanku, memberika obat di malam hari ketika aku tidur .....
Psgi itu aku bangun, dia sudah siap di dekatku. Menyapaku,
"Good morning, beautiful lady, have a good sleep?"
Aku tersenyum, aku meamang merasakan nyaman dengan nya.
Seorang bruder tua, mengingatkan aku tentang bapakku, yang saat itu sedang menunggu aku di Jakarta. Dan, pasti bapak dan semua keluarga kawatir sekali dengan kedaanku yang pendarahan besar!
Bruder Frank bercakap dengan adikku di depanku, dan yang aku mengerti tentang pendarahanku adalah,
Bahwa secara media, otak yang baru saja terserang stroke, apalagi serangan stroke di otak kiriku itu sangat besat dan merendam sekitar 20% otak kiriku, sebenarnya tidak boleh terbang dahulu, apalagi jika terlalu jauh dan terlalu tinggi dari permukan bumi.
Dengan jarak San Francisco ke Jakarta sekitar 24 jam terbang dengan 1x transit, serta pasti terbang lebih dari puluhan ribu meter ketinggian dari permukaan bumi, akan membuat pasien pasca stroke seperti aku, akan mengalami tekanan besar untuk otak.
Sehingga, dengan tekanan tinggi untuk otakku yang masih dalam taraf penyesuaian serta masih banyak denyutan2 di otak kiriku seharusnya aku benar2 belum bisa terbang pulang!