Aku tidak mampu berpikir banyak. Karena aku tidak bisa bertanya2 sedangkan adikku sendiri tidak mengikutkan aku dalam diskusi2 mereka!
Ya, tentu saja. Karena aku adalah seorang pasien yang dipastikan tidak atau belum mampu untuk ikut mengambil keputusan, walau aku pun memikirkannya diam2.
Sepertinya, seharian saat itu, pikiranku melayang2 sehingga tidak konssentrasi dengan lingkunganku. Aku sangat excited, dan justru membuat otakku mulai bergoyang. Ternyata, tidak hanya aku merasa sedih atau drop atau marah saja, yang membuat otakku bergoyang!
Ternyata, rasa excited atau semangat yang terlalu tinggi, itu pun mempengaruhi sistim metabolismeku, termasuk di otakku. Denyutan otak kiriku semakin terasa, seiring dengan semangat ku yang terus membubung .....
Aku harus meredam semangatku yang semakin tinggi! Jika tidak, denyutan otakku semakin keras! Bukan hanya aku akan semakin kesakitan saja, tetapi hasil cek up sampai saatnya aku terbang pulang pun, akan jelek!
Aku harus terus mempersiapkan diriku sebaik2nya, termasuk untuk mengentrol emosiku agar aku benar2 bisa pulang!
Ya! Harus!
Aku memejamkan mataku. Menenangkan diriku. Aku tidak usah berpikir berat! Tidak usah!Karena pada kenyataannya, otakku benar2 belum mampu diajak berpikir berat!
Duh ...... aku semakin takut!
Aku semakin takut dengan keberadaanku di duniaku di Jakarta, jika aku tidak mampu berpikir lagi! Bagaimaa caranya, duniaku menerimaku kembali, jika otakku tidak mampu untuk berpikir?
Padahal, duniaku membutuhkan pemikiran2ku! Duniaku dalam keluargaku, anak2ku yang membutuhkan aku untuk membiayai mereka, bukan?