Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

[Bab 9] "Bagaimana Aku Mengontrol Otakku"

31 Mei 2021   08:33 Diperbarui: 31 Mei 2021   08:45 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari kesembilan aku di Rumah Sakit Katolik -- St Francis Hospital, San Francisco USA. | Dokumentasi pribadi

Berpikir dan Berdebat dalam Hati dan Pikiranku

Hari kesembilan aku terserang stroke berat, merupakan hari pertama aku benar2 bertekad untuk bangkit lagi 100%! 

Selama sebelumnya, mood ku naik turun. Kadang2 aku merasa bisa menjalankan semua ini, tetapi kadang2 juga tiba2 aku merasa tidak mampu bahkan sempat dropt! Seperti kemarin, ketika kedua orang tuaku pergi meninggalkan aku sendiri.

Atau ketika kedua anakku pun, pergi meninggalkan aku sendiri, walau semuanya punya maksud baik untukku, mempersipakan kehidupan aku selanjutnya.

Ya, aku harus diam dahulu disini, karena aku memng tidak mampu apapun. Sedangkan kedua orang tuaku harus pulang untuk mempersiapkan kepulanganku ke Jakarta, walau entah kapan aku bisa terbang kesana.

Kedua anakku pun harus mempersiapkan masa depannya, dengan sekolah dan semua kegiatannya. Adik2ku pun harus pulang, untuk menghadapi rutinitas sehari2 mereka. Tinggal aku yang memang sedang tidak mampu berbuat apa2 .....

Pagi itu, hatiku berdendang.

Adikku, tinggal di hotel yang terdekat dengan rumah sakit ini, tempat aku dirwat dengan intensif. Entah, apakah hotel itu sama dengan hotel yang ditempati kedua orang tuaku kemarin, atau berbeda. Aku tidak pernah dibetahu, bahkan seteah aku "sembuh".

Aku pun tidak terlalu peduli, tentang apapun. Karena, jika aku mulai ingin tahu dan bertanya2, minimal bertanya2 dalam hatiku, biasanya rasa penasaran itu semakin membubung.

Akhirnya, jika aku tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan2ku, otakku mulai berdenyut. Dan itu yang saat itu aku hindari ....

Pagi itu, suster datang seperti biasa.

Mengecek kondisiku. Tensi tekanan darahku, mencatat suhu tubuhku, mengecek kantong kateterku, dan mencatat banyak nya air seniku, untuk diperiksa. 

Dalam 1 hari, 2x suster mengecek kantong kateterku, dan hampr setiap hari, kantong itu diganti 2x. Karena, saat itu masih usim dingin, awal Januari 2010, dan rasa dingin itu, ditambah aku sama sekali tidak membuah energiku dengan pergerakan2ku, menghasilkan air seni pun tumpah ruah.

Suster itu keluar setelah tersenyum lebar kepadaku dan sempat berbasa basi denganku, yang kujawab dengan gumaman suara seperti alien kata anak2ku, serta kata2 yang tidak jelas artinya. Senyum lebarku pun tidak lupa aku selalu selipkan ....

Kata orang, kata teman2ku di Jakarta, aku adalah seorang perempuan yang kasar dan mau menang sendiri. Apalagi dengan keberadaanku sebgai seorang arsitek senior dalam sebuah tim yang menurutku, hebat, aku mempunyai rasa kebanggaan tersendiri, mungkin menuju ke sebuah kesombongan.

Seorang perempuan dipenghujung 30 tahun, seorang single parent yang harus bekerja keras untuk kedua anaknya yang masih SD, dan dengan posisi yang lumayan bagus untuk membangun sebuah mega proyek salah satu yang terbaik di Indonesia, membuat aku berada di keadaan yang sebenarnya, sangat rentan dan riskan.

Aku mengabaikan semuanya, demi apa yang aku harus capai. Sebenarnya, aku tidak ingin bersombong diri, tetapi lingkungan ini membentukku sebagai perempuan yang kata orang kasar dan sombong!

Ya, mau diapakan?

Dari ujung atas sampai ujung bawah di lingkunganku sebagai pekerja di dunia teknik dan membangun, mereka adalah para pekerja lelaki. Dari "the big boss", Board of Director, dari mitra2 kerja, dari anak2 buah sampai pekerja yang secara fisik,

Mereka adalah para lelaki, yang bisa dibilang, kasar!

Jika aku tidak mampu mengikiti alur kerja mereka, aku pasti terlindas dan terlempar keluar arena. Mungkin, aku harus dipindahkan ke bagian yang lebih "lembut", seperti bagian administrasi atau keuangan.

Keberadaanku itu, menghasilkan aku yang memang seperti ini.

Ditambah dengan ngototnya aku untuk mengahsilkan pudi2 uang jika aku mampu menyelesaikan proyek2ku. Dan itu adalah untuk masa depan anak2ku, secara mantan ku tidak memberikan dana sepeserpun untukku dan anak2ku.

Aku, seperti seekor harimau betina dengan 2orang anak, yang akan mengaum jika orang2 itu atau lingkunganku menggangguku dan anak2kuMenjadikan aku memang benar2 kasar!

Dan, aku pun dijauhi oleh banyak orang. Terutama teman2 perempuanku.

Teman2ku 99% adalah lelaki, yang biasanya nyaman denan aku yang bisa langsung mengamuk atau berubah menjadi kasar, jika mereka menggangguku. Dan, jika selesai, semuanya akan baik2 saja.

Aku pun sama sekali tdak peduli, tetai itu membuat karakterku memang menjadi kasar.

Tetapi, saat itu, aku merasa hatiku melembut.

Ketika dulu, jika aku inginkan sesuatu, aku harus mendapatkannya, dan harus mendapatkannya, dan aku akan mendapatkannya dengan perfeksionis, tetapi saat ini, saat aku sudah tidak bisa melakukan apa2 lagi, bagaimana aku bisa ngotot, apalagi perfeksionist?

Dari situ, aku mulai belajar tentang apa itu berserah ....

Karena, yang aku rasakan adalah, tanpa seseorang, aku sama sekali tidak bisa apa2! Tidak bisa! Aku harus tahu diri. Aku harus "membungkukan" tubuhku untuk memina tolong membantuku. Jadi, bagaimana ak bisa sombong?

Bisa dibantu saja, aku akan sangat bersykur, dan mungkin hasilnya tidak sesuai dengan keinginanku, tetapi aku mendapatkannya. Sekali lagi, jadi bagaimana aku bisa minta sebuah ke-perfeksionisme-an?

Aku perlahan beajar untuk terus tersenyum, membungkukan tubuhku untuk berterima kasih, atau  bersabar untuk menunggu seseorang yang bisa membantuku.

Tuhan memberikan aku saat itu tidak bisa melakukan apapun, pasti DIA mempunyai maksud tertentu. Dengan aku sama sekali tidak bisa melakukan apapun saat itu, aku yakin Tuhan mau aku belajar untuk bersabar.

Tuhan mau, aku merendahkan diri. Dan Tuhan mau, aku bisa bergumul untuk mendekatkan diriku dengan NYA .....

Setelah suster yang mengecek keadaanku keluar, suster selanjutnya datang. Membawa makan pagi untukku. Saat itu, menu sarapan pagiku benar2 berbeda!

Hamburger lengkap dengan kentang gorengnya! Astagaaaa .....

Aku sempat terbelalak melihatnya. Pertama, aku memang suka hamburger, tetapi aku pikir, aku tidak akan bisa makan makanan seperti junk-food ini. Yang kedua, bagaimana aku bisa menghabiskannya, besar sekali dan kentang goreng nya banyak sekali!

Suster itu pun membantu aku duduk, dengan sandaran kasur ditegakkan, serta bantal besar yang harus diselipkan di tubuh kananku supaya tidak doyong ke sebelah kanan.

Susu hangat mengalir lewat kerongkonganku, hangat.

Lalu, aku menyomot ketang goreng. Masih hangat, dan begitu aku kunyah dan hampir masuk ke kerongkonganku, tiba2 aku tersedak!

Aku merasa, kerongkonganku tidak mau menerima. Aku sulit sekali menelannya, seperti awal aku belajar menelan. Berkali2 aku kunyah lagi, dan tetap susah. Aku ingat teorinya, adalah memasukkan air ke dalam mulutku, untuk membantu menelan.

Puji Tuhan, kentang goreng pertama, tertelan!

Kentang goreng kedua, aku kunyah dan dengan bantuan air mineral, aku berhasil menelan, begitu juga seterusnya.

Jika kemarin2 aku sudah nyaman untuk menelah, mengapa saat makan kentang goreng aku tidakbisa menelan? Entahlah ......

Tetapi sedikit analisaku adalah, kentang goren itu memang agak keras karena gorengannya kering. Mungkin, walaupun sudah ku kunyah berlaki2, badan kentang goreng itu tetap saja terlalu kering, sehingga kerongkongaku memang tidak terlalu bisa untuk menelannya karena agak keras ....

Agak kenyang, tetapi suster itu memintaku untuk mulai makan burgernya.

Karena terlalu tebal, suster itu memotong2nya, sehingga aku bisa menelannya. Tidak habis, karena cukup banyak. Dan aku menyerah kekenyangan.

Setelah itu, Miss Randy langsung datang, karena kemarin aku memintanya datang pagi2 saja. Aku sangat senangat untuk belajar bicara dan menulis, supay aku bisa terhubung dengan duniaku, walau lewat media social Facebook.

Aku diminta mengulang2  kata2 yang kemarin diajarkannya kepadaku. Ball, dog, cat, book, dan kata2 yang lainnya. Walau lidahku tetap masih susah untuk terbuka, dan kata2ku masih bergumam, tetapi aku merasa mulutku perlahan mulai nyaman untuk bersuara.

Sampai Miss Randy mengangkat jempolnya, entah karena meang kata2ku sudah mulai membaik, atau karena untuk mendukungku, aku memang merasa lebih baik.

Lalu, Miss Randy memberikan selembar krtas lagi.

Ada beberapa kata, yang aku harus menyalinnya, untuk aku belajar menulis dengan tangagn kiriku.

Ya, aku harus men-terapi tangan kiriku untuk mulai belajar digunakan. Karena tubuh kiriku, termasuk tangan kiriku, harus mampu menopang tubuh kananku untuk hidup, entah sampai kapan.

Jika mendengar kata2 itu, seakan menimbulkan kengerian tersendiri.

Aku sempat membayangkan, kata2 "entah sampai kapan", seakan itu akan selama nya sampai aku mati. Sebuah kengerian yang tersirat. Walau aku sadar, itu pun mungkin benar2 berlaku untukku, karena pasien pasca-stroke, secara medis mmang tidak akan bisa sembuh 100%.

Sebuah kengerian yang benar2 kadang kala membelengguku, sebagai seorang pasca-stroke, yang ervonis hanya bisa berbaring saja, di sisa hidupku.

Aku harus membiasakan diriku untuk mendengar kata2 itu, dan aku harus membiasakan gidupku untuk hanya mengandalkan tubuh kiriku. Aku memang harus belajar menerima diriku apa adanya, untuk menjalankan masa depanku.

Banyak pemikiran2ku ku tentang sebuah mukjizat Tuhan.

Karena, ketika aku masih hidp saat itu, dengan bentuk apapun tubuhku, berrti Tuhan masih punya rencana untukku, walau aku tidak tahu, apa yang Tuhan rencanakan untukku.

Minimal, yang aku yakini adalah bahwa aku harus tetap berusaha untuk membawa kedua anakku mengarungi masa depan mereka, bukan?

Sehingga, kesadaranku untuk itu, benar2 membuat aku harus tegak dan tegar, untuk menerima kondisiku, bagimanapun caranya!

Selama 9 hari ini, setelah serangan stroke melandaku, di waktu2 luangku sambil memejamkan mataku untuk beristirahat, aku selalu berpkir tentang rencana2ku, dan apa yang aku harus lakukan untuk masa depanku.

Jika tempat kerjaku sudah menjamin untuk aku tetap bisa bekerja setelah aku bisa datang ke kantor, kapan pun itu, bukan itu yang aku pikirkan. Aku lebih berpikir, bagaimana aku bersikap jika aku pu belum tentu bisa bekerja seperti dulu lagi.

Aku pasti tidak mungkin lagi untuk bekerja sebagai arsitek di lapanan. Aku mungkin akan dipindahkan ke bagian yang lebih "lembut". Itu memang sudah terjamin.

Tetapi, bagaimana selanjutnya aku dengan hanya tubuh kiriku saja untuk hidup?

Dengan keadaanku saat itu, dengan tidak mamunya aku bergerak sama sekali, dan baru belajar berbicara, aku bagaikan seorang bayi yang baru lahir .....

Jika seorang bayi yang baru lahir, sampai kapan aku belajar berbicara dan belajar berjalan? Jangankan bsa menulis, seorang bayi yang baru lahir, selalu harus dijaga, dinina bobokan dan selalu diberikan banyak masukkan2.

Dan, itulah aku!

Seorang pasca-stroke berat yang divonis begitu mengerikan! Hanya bisa berbaring saja di sisa hidupku .....

Aku menepis bayang2 kelam di masa depanku!

Sebenarnya, jujur aku merasa masa depanku memang suram. Gelap, dan belum tahu, seberapa gelapnya masa depanku. Apakah seperti gelap dan hitam pekat, atau gelap degan bulan purnama?

Jika diandaikan gelapnya adalah pas mati lampu, dan aku akan terseok2 mencari tombol lampu .....

Aku juga selalu menepikan semua yang buruk2, tetapi memng susah, bahkan mungkin tidak bisa. Karena, itu ada di depan mataku! Karena, itu adlah tubuhku! Ittu adalah hidupku!

Aku memang harus berusaha yang terbaik, walau semuanya bergantung dengan rencana Tuhan. Tetapi, aku juga harus memikirkan yang terburuk.

Karena, menurutku jika memang kita sudah bersuaha melakukan yang terbaik, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan keinginanku, aku harus siap untuk segalanya!

Aku semakin semangat dengan tugas2 yang diberikan oleh Miss Randy.

Setelah lemar itu aku didepanku, Miss Randy menata meja khusus untuk di rumah sakit, sehingga aku bisa menulis dengan lebih mudah. Sandaranku semakin ditegakan, sekalian tubuhku di terapi untuk bisa tegak dengan seimbang.

Meja di depan mataku, lembar kertas pun ada diatasnya. Miss Randy memberikan sebuah pinsil, dan dia mengajarkan tangan kiriku untuk mulai menulis .....

Sebenarmya, ini cukup mudah bagi orang yang sehat dan bukan pasca-stroke.

Tetapi karena aku adalah pasien pasca-stroke, dan otak kiriku sudah cacat karena terendam sekitar 20% dengan darah segar, untuk memaksa tangan kiriku untuk menulis pun, bermasalah!

Aku tidak mampu untuk mengontrol otskku, dia bisa memikirkan sekehendak hatinya, sementara aku sendri maunya berbeda. Mungkin agak aneh, jika tidak merasakannya.

Ketika aku berpikir sesuatu untuk melakukan apa yang aku inginkan, ternyata anggota tubuhku tidak melakukan perintah itu!

Contohnya ini,

Lembaran kertas yang diberikan oleh Miss Randy adalah kata2 yang aku sudah pelajari, dengan tulisan
Lembaran kertas yang diberikan oleh Miss Randy adalah kata2 yang aku sudah pelajari, dengan tulisan "dog", "cat", "ball", "book", dan sebagainya. | Dokumentasi Pribadi

Ketika otakku memerintah tangan kiriku untuk mencoretkan dan menulis mengikuti kata2 didepannya, yang ada sebagai coretan2 yang memang arahnya seperti kata2 di drpannya,tetapi seperti coretan atau tulisan anak2 TK!

Kata2 Bahasa Inggris, yang aku harus tuliskan lagi, memakai tangan kiri, karena tangan kananku sama sekali tidak bisa digerakkan ..... Coba lihat, tulisanku betapa seperti anak2 TK yang benar2 baru belajar menulis .....

Hahahaha .....

Semakin aku mencoba, semakin tangan kiriku terasa berat untuk menuliskannya! Akhirnya, hanya coreat2 khas anak TK yang sedang belajar menulis .....

Berkali2 aku dilating untuk menulis, sampai Miss Randy selesai men-terapi dan bersiap untuk keluar ruanganku, dia memberikan tugas2 untuk aku menterapi diriku sendiri. Belajar untuk mengontrol otakku dan belajar untuk "memaksa" otakku untuk melakukan yang aku inginkan ....

Ya, aku harus belajar untuk "berbicara" dengan otakku, dan "memaksa" otakku untuk aku bisa hidup dengan lebih baik.

Hari ini, hari kesembilan aku dirawat di rumah sakit ini, aku mendapatkan pelajaran baru lagi, untuk mengendalikan tubuhku.

Aku sadar, otakku adalah mesin dan pengendali tubuhku.

Sehingga, ketika otak kita atau otkku sudah cacat, tentu ada bagian2 yang tidak bisa dikendalikan. Aku sendiri tidak atau belum tahu, berapa besar dan dimana letak kecacatanku, tetapi aku memang merasa dengan otak kiriku yang sungguh cacat, banyak titik2 lemah sehingga aku susah mengendalikan tubuhku.

Dalam haiku, setelah aku pulih dan bisa pulang ke Jakarta, paling pertama adalah mulai mempelajari otakku yang cacat ini. Aku akan mencari tahu dengan dokter2ku.

Ya, aku harus mempelajari otakku yang cacat ini, supaya aku bisa mencari tahu, bagaimana aku bisa bertahan dalam hidupku.

Miss Randy keluar dari ruanganku, sesaat makan siang ku datang ....

Sekalian, adikku Didit datang membawa makan siangnya sendiri. Begitu juga Dokter Gandhi masuk ke ruanganku.

Mereka berdiskusi tentang kemajuanku. Didit menjadi waliku untuk menjaga ku, ketika kedua orang tuaku sudah terbang ke Jakarta, dan dia yang beranggung jawab untuk mmbawa aku pulang, setelah aku bisa atau boleh terbang.

Diskusi itu berakhir, ketika Didit bersorak, bahwa aku boleh makan makanan yang dibawa dari luar! Asik! Aku mulai bosan makan makanan dari rumah sakit. Memang, makanan rumah sakit adalah makanan sehat, tetapi tidak enak! Hahaha .....

Dokter Gandhi mengatakan, bahwa aku bisa makana makanan dari luar, karena katanya keadaanku sudah lebih baik dan aku membutuhkan asupan makanan lebih banyak, supaya aku lebih kuat.

Dokter Gandhi pun berkata, bahwa dia mengerti untuk segera pulang ke Jakarta, karena rumah sakit disana cukup mahal. Tetapi, aku belum bisa terbang pulang, jika aku tidak atau belum kuat untuk menyangga tubuhku.

Asupan nutrisi lewat makanan yang aku makan, pasti akan menambah kekuatanku.

Ku senang sekali!

Selain aku mulai bosan untuk makan makanan dari rumah sakit, aku pun boleh memesan makan2 kesukaanku.

Begitu Dokter Gandhi keluar dari ruanganku, Didit bertanya kepadaku,

"Mba, mau makan apa? Aku bawa soup wonton (soup pangsit), dari restoran Chinese di ujung jalan, dengan nasi putih. Sebenarnya, itu untuk makanku. Tapi klo mba mau, makan aja. Aku yang makan makanan rumah sakit, ya! Aku pingin coba makanan mu ...."

Hahaha .....

Aku tertawa mendengarnya. Bisa saja dia mencoba makananku, karena memang terlihat nikmat! Dengan berbagai lauk, sepertinya nikmat untuk dimakan, tetapi hanya yang sakit di rumah sakit saja, yang makan makanan rumah sakit, bukan?

Entah, karena dia memang berniat bertukar makanan, atau hanya dia malas berjalan keluar lagi untuk membeli makanan, yang jelas aku senang sekali! Apalagi, soup wonton ala Amerika adalah salah satu makanan kesukaanku!

Soup wonton ala Amerika, berbeda dengan soup wonton dari Negara lain. Apalagi dengan soup pangsit dari Indonesia. Dan, soup wonton itu membuat semangatku semakin membubung .....

Hari itu, aku bercanda dengan Didit. Dia selalu menunjukkan update tentang kondisiku ke media social Facebook, dan kelihatannya teman2ku di Jakara atau dimanapun, menunggu berita2 tentang aku.

Berbagai komentar dan doa2 untukku benar2 menyejukkan ku. Aku banyak tersenyum bahkan tertawa mendengar uraian adikku, karena aku belum bisa membaca .....

Aku coba berpikir, "Bisa ga, aku membalas mereka? Didit bisa kan, membalaskan untukku?"

Aku juga coba2 untuk mengingat2 bagaimana aku membuka Facebook ku, dan akhirnya aku tetap bingung bagaimana caranya. Dan, akhirnya aku hanya bisa tersenyum dan tertawa lebar, mendengarkan adikku berceloteh .....

Adikku juga bercerita, hotel tempatnya menginap ada "sesuatu", hahaha .... Entah benar atau tidak etapi dia terlihat senang menemaniku. Jka dia mulai bosan di kamar, dia pamit keluar untuk membeli sesuatu. Dan, dia pasti pulang membawa makanan .....

Hahaha, dia memang suka makan. Terbukti, tubuhnya yang besar dan kekar .....

Sampai malam sebelum aku tidur, aku meneruskan tugas2 yang diberikan Mass Randy. Semakin lama, tangan kiriku semakin lancer, walau bentuk tulisan tanan kiriku masih tidak karuan.

Anganku melayang.

Kupikir, aku akan mulai menggapai anganku. Sebetar lagi, setelah aku berbicara, dan bisa membaca, aku bisa terhubung dengan duniaku sendiri!

Tetapi, saat itu aku lupa.

Bahwa saat itu aku belajar dan diajari bahasa Inggris, bukan bhasa Indonesia. Padahal, bahasa Inggris dan ahasa Indonesia sama sekali berbeda!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kata2 yang aku pelajari benar2 bahasa Inggris, sehingga ketika waktu aku sudah di Jakarta, aku kebingungan sewaktu aku harus mulai belajar membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia .....

Hahaha .....

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Malam itu, setelah Didit pamit untuk pulang ke hotel dan bertanya mau dibelikan apa untuk makan sang dan makan malam besok, aku bisa tidur dengan nyenyak.

Ada pelajaran baru lagi untukku.

Dan esok hari, pasti ada banyak pelajaran2 baru.

Aku yakin dan percaya, bahwa Tuhan memang mau membentukku. Bentukan2ku yang lama sudah dihilangkan NYA lewat serangan stroke berat 9 hari lalu.

Tuhan mau membentuk aku sebagai aku yang baru. Yang ada di otakku, memang tidak semua dihilangkan NYA, tetapi DIA sedang me-reset otakku sebagai otakku yang baru.

Aku percaya itu.

Dan, aku pun merasakan, betapa di pikiranku pun perlahan membentukku sebagai aku yang baru. Seperti, pemikiranku tentang "bagaimana aku bisa mengontrol otakku sendiri", supaya aku mampu bertahan dan melakukan apapun yang aku inginkan.

Sebuah pemikiran baru, karena dahulu sebelum 9 hari ini, aku sama sekali tidak pernah berpikir tenang itu. Yang ada dipikiranku adalah "bagaimana aku bisa membangun mall ku dengan cepat dan mendapatkan bonus besar" ....

Hahaha ....

Sungguh berbeda dengan yang Tuhan mau berikan untukku. Rencana NYA sangat berbeda dengan rencanaku dalam mengarungi khidupanku.

Puji Tuhan, 

Malam itu, aku benar2 nyenyak tertidur.

Dan esok hari, akan kusongsong dengan harapan, yang terbaik untukku .....

Ini cara aku sikat gigi, duduk tegak di tempat tidur, dengan mangkok untuk berkumur2. Tidak mudah untukku. Tetapi, aku melakukannya dan semakin lama, semakin baik. | Dokumentasi pribadi
Ini cara aku sikat gigi, duduk tegak di tempat tidur, dengan mangkok untuk berkumur2. Tidak mudah untukku. Tetapi, aku melakukannya dan semakin lama, semakin baik. | Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun