Suster itu mencatat thermometer setelah beberapa saat di ketiakku. Mencatat hasil tensi meter dan mengganti kateterku.
Setelah beres, dia memintaku duduk dibantu menaikkan ranjang rumah sakitku. Aku berusaha duduk tegak, dengan kepala berdenyut dan mulai vertigo .....
Terapi hidup dimulai lagi ....
Aku harus berusaha terus tegap untuk dudukku, tidak sampai doyong ke kanan karena tubuh kananku benar2 kebas, lumpuh dan terasa berat sekali. Aku merasa doyong ke kanan trus. Dan aku tidak bisa menegakkan tubuhku jika sudah doyong.
Â
Aku harus menyesuaikan diri dulu, sebelum aku bisa melihat dengan baik. Tubuhku benar2 berat. Ini baru duduk, bagaimana jika mau belajar berdiri? Mungkin, benar kata Dokter Gandhi bahwa aku memang hanya bisa berbaring saja .....
Ah .... Aku terpiskan bayangang2 kelam masa depanku. Sekarang, aku hanya mau menikmati dulu, dan berpikir bagaimana cara aku bisa sembuh ......
Setelah sesaat aku berdiam diri sejenak, tubuhku mulai terbiasa. Aku terus berusaha untuk tubuhku tidak doyong ke sebeah kanan. Aku merasa, jika aku mulai galau dan panic dengan keadaanku, otakku berdenyut dan tubuh doyong,
Tetapi, jika aku tenang dan berserah, tubuhku terasa tenang dan santai. Apalagi ketika aku tersenyum ke suster itu, berarti hatiku bahagia, aku lebih bisa mengendalikan tubuhku yang lumpuh kanan ini.
Jadi, aku mulai mempelajari, bagaimana aku bisa mengendalikan tubuhku. Dan, bagaimana aku bisa mengontrol kepanikanku, karena aku belum tahu kepastian2 dalam hidupku.