Bapak memang idolaku. Sejak dulu, hanya bapak yang benar2 bisa membuat aku tenang dan nyaman. Senyumnya, elusannya, pelukkannya,
"Ah ...... pak, aku sangat mencintaimu ....."
Akhirnya, aku mau mencoba lagi untuk menelan. Tapi aku sudah bersiap untuk kesakitan. Dan aku mendekap dadaku, seraya mataku minta bantuan jika benar2 aku merasa panas dan sakit di dadaku.
Begitu aku menelan dengan lambat dan bersiap kesakitan lagi, ternyata ..... , ternyata tidak sakit!
"Horeeeee, dadaku tidak sakit lagi setelah menelan, walau cara menelannya pun susah sekali".
Aku berusaha menelan dengan susah payah, seperti aku menelan daging yang keras atau seperi permen karet yang kenyal .....
Begitu merasa nyaman makan bubur, walaupun agak susah untuk menelan, aku cukup lahap menerima suapan2 dari ibu, sampai bubur itu habis. Anak2ku bersorak.
"Horeeeee, mama pintar. Buburnya sudah habis", anak2ku terlihat bahagia.
Pagi itu, dan sepanjang hari itu, aku sangat bahagia ditemani semua keluargaku dan tidak ada seorang pun yang bertanya2 tentang penyakitku. Mereka di ruangku seakan2 aku sehat, mengajak ngobrol walau aku hanya bisa tertawa saja.
Jika aku mecoba menjawab, hanya tawa anak2ku saja yang terdengar karena katanya lagi, suara ku seperti alien, hahaha ....
Senyum ku terus mengembang. Jika hari pertama aku masih gamang dan galau, bahkan ketika keluargaku pamit pulang untuk beristirahat di hotel, hari ini aku terus tersenyum sambil tertawa lebar, dengan suara2ku yang katanya seperti alien.