Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kepedulian Desain Arsitektural Antardisiplin Ilmu

3 Juni 2020   21:28 Diperbarui: 3 Juni 2020   21:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/substance151 | Ruang public karya arsitektural yang peduli. Dengan pedestrian yang lebar, nyaman bagi pengguna kursi roda, dan dengan penutup pedestrian yang renggang dengan pot2 tamanan untuk penghijauan, serta hubungan social antar pengguna, ini adalah salah satu karya arsitektural yang peduli ......

By Christie Damayanti

***

Saat ini, kosep arsitektural dunia sudah cukup melenceng jauh.

Realitas itu benar2 membuat bagi arsitek2 humanis seperti ku, sangat galau. Pendeatan2 konsep arsitektural sekarang ini, tidak lebih justru untuk menghancurkan bumi dengan desain2 yang bombastis, tanpa eduli dengan lingkungan.

Sbagian arsitek, termasuk aku yang mulai begerak untuk melakukan "renovasi" konsep2 desain arsitektural, membuat alasan untuk pendekatan2 baru untuk desain yang PEDULI dalam dunia urbanisme.

Dengan menggabungkan prinsip2 ekologi, ekonomi, keadilan social, feminism, inklusi sampai ramah disabilitas, aku mencoba untuk berpikir bagaimana arsitektur dan perencanaan perkotaan dapat membantu menyembuhkan, memperbaiki dan menghidupkan kembali dunia .....

Dunia sekarang ini memang sudah dimbang kehancuran. Ahkan, laporan dari PBB sejak beberapa tahun lalu mengatakan bahwa Manusia akan menghadapi ancaman bencana dengan hilangnya keaneka-ragaman hayati dunia,secara besar2 an!

Dan, jika kitaa tidak mempedulikannya sebagai manusia, duniq akan benar2 hancur.

Teritama dengan para desainer atau arsitek2 yang memproduksi berbagai barang, bangunan serta kebuuhan2 dasar manusia, tanpa peduli dengan lingkungannya.

Perkotaan2 dunia semakin padat hingga lahan perkotaan pun semakin menurun. Bahkan, termasuk untuk Jakarta yang semakin menurun dan banjir terus melanda.

Sebenarnya, mendesain dengan prinsip2 arsitektural itu adalah untuk melindungi manusia dari unsur2 yang membahayakan manusia itu sendiri. Tetapi pada kenyatannya, justru karya arsitektural itu justru semakin menambah kerusakan bumi!

Desain arsitektural yang peduli, akan bergerak untuk desain yang berkelanjutan. Bagaimana desain berusaha untuk memperoleh kesejahteaan pengguna, serta pemanfaatan fungsi2 nya.

Ini juga mempertimbangkan bagaimana suatu struktur atau ruang pada akhirnya akan diperbaiki, dipulihkan, atau dilestarikan untuk masa depan. Arsitektur yang peduli harus mempertimbangkan bagaimana desain dapat saling berhubungan antara lingkungan, antara manusia, hewan serta pepohonan. Desain harus saling ketergantungan dan saling melekat, serta social dan budaya setempat.

Kepedulian desain arsitektural itu memang tidak gampang.

Mendesain dengan keegisme tinggi, walau desain nya cetar membahana dan bombastis, itu justru akan merusak bumi dengan tatanannya.

Kepedulian desain arsitektural itu bukan hanya tentang lingkunganyq saja, tidak hanya dengan bumi ini saja, tetapi juga seisi dunia. Tentang budaya lokalnya, tentang desain2 inklusinya bahkan sampai detail ramah disabilitasnya.

Kepedulian desain arsitektural itu merupakan sebuah awal untuk terus berupaya memperbaiki alam dan tatanannya!

Peraturan2 pemerintah, secara pakem arsitektural itu sebenarnya sudah jelas harus dipatuhi bagi arsitek2 yang tetap mau berkarya. Tetapi peraturan2 itu harus terus diperbaharui, untuk perbaikan2 yang harus dilakukan. Karena, dunia memang terus berubah .....

Tetapi, banyak peraturan2 yang belum diperbaharui, sehingga tataran desain yang mengikuti peraturan2 itu justru akan memporak-porandakan dunia.

***

Manusia dikaruniakan akal budi dan kehendak bebas. Kita harus memakainya, untuk keberlangsungan hidup kita.

Ketika sebagai arsitek melihat sebuah peraturan justru membuat karya arsitektural kita semakin membuat dunia berantakan, seharusnya lah pikiran kita bisa memilah2 untuk melakukannya.

Arsitektur adalah hal yang sulit.

Bukan. Bukan karena mendesainnya, tetapi apa yang hus di desain yang mengikuti fungsi2 arsitektural yang peduli.

Untuk sekedar mendesain bangunan, semua arsitek pasti bisa, secara mereka belajar dalam perkuliahan. Tetapi, untuk mndesain bangunan yang mngikuti arsitek yang peduli, itu yang tidak semua arsitek bisa!

Mungkin, bisa, tetapi apakah mereka mau?

Banyak kasus arsitek2 yang mampu mendesain dengan sangat baik. Modern, berteknologi tinggi, atau sebaliknya. Dengan konsep alami dengan material2 kayu. Tetapi ternyata setelah diperhatikan, desain2 nya tidak bisa didatangi oleh sembarang orang.

Tangga2 berundak, prmukaan2 lantai yang terlalu licin, tangga ke lantai atas yang tanpa railing atau permukan kantai yang banyak perbedaan ketinggian. Itu salah satu yang akan mempersulit orang2 yang mau dtang masuk ke bangunan itu.

Desain arsitektural meang bisa mebuat orang nyaman dan aman, tetapi tidak semua orang merasa akan dan nyaman, terutama bagi orang2 berkebutuhan khusus.

Konsep desain arsitektur yang peduli, harus merangkul semuanya. Harus merangkul bumi dan tatanan didalamnya, sehingga hasil karya arsitektural ber2 mampu untuk dipakai leh semua pengguna.

Konsep desain arsitektural yang peduli, bagaimana orang bisa "bernegosiasi" utuk mendapatkan ruang yang aman dan nyaman.

Konsep desain arsitektural yang peduli, bisa saja sering menentang keteraturan dan pola2 yang sudah lama tertanam dalam dunia desain. Karena, pada dasarnya dunia itu selalu berubah. Dan, ketika dunia berubah, seharusnyalah keteraturan2 dalam peratiran2 yang sudah ada itu pun diperbaharui.

Konsep desain arsitektral yang peduli, menggabungkan semua disiplin ilmu seperti desain (pastinya), geografi, social dan budaya, arsitektur dan perencanaan, pendidikam dan sebagainya. Displin2 ilmu itu akan berpadu dalam tatanan desain arsitektural yang peduli.

Kontribusi dari berbagi disiplin ilmu itu, bisa saja saling mendukung atau menentang. Tetapi tetap harus menjadi satu, karena konsep ini akan terus ada, yaitu mempunyai pengguna dari semua orang tanpa diskriminasi!

Jika ada kelompok yang tidak bisa menggunakan kara arsitektural tersebut, berarti desain itu bisa dibilang gagal!

Karena pada akhirnya, seorang arsitek yang menghasilkan karya arsitektural, dia dituntut bukan hanya bisa mendesain yang bagus, modern,cetar dan membahana serta bombastis saja, tetapi dia pun dituntut untuk bisa menghasilkan karya yang bisa digunakan bagi semua kelompok, terasuk kaum berkebutuhan khusus ......

Masalah2 itu semakin muncul, jika si desainer tidak mempunyai rasa empati untuk membuat krya nya bisa digunakan sesuai dengan fungsinya. Atau kebalikannya, jika pengguna karya arsitektural itusebut,earasa swlalu tidak nyaman dan egonya terlalu tinggi, sehinga semuanya selalu salah.

Pertentangan2 antara disiplin ilmu, atau si desainer dan pengguna dari berbagai kelompok masyarakat itu, ditambah dengan ketidak-sinkronana peraturan2 yang sudah disesuaikan, akhirnya akan banyak perunahan2 dalam jarya arsitektural ini.

Dan ini akan menghasilkan karya arsitektural yang tambal sulam, dan menjadi "benalu" yang tumbuh di inangnya. Desain yang tambal sulam itulah salah satu yang akan menghasilkan alam yang menjadi porak poranda.

Kepedulian desain arsitektural memang tidak gampang.

Antara desain dan kepedulian pun, seringkali sebagai "musuh". Disatu sisi, desain adalah untuk knyamanan bagi pemakai termasuk keindahan, tetapi disisi lainnya tentang kepedulian, seakan justru dianggap sebagai batu sandungan .....

Sekarang, semua orang bisa memilih,

Arsitek pun punya pilihan,

Ketika seorang arsitek memilih untuk peduli dalam segala hal, dan memilih menghasilkan karya arsitektural yang humanis, peduli dengan berbagai disiplin ilmu serta berorientasi dengan konsep "ramah disabilitas",

Salah satunya adalah AKU .....  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun