Desain arsitektural yang peduli, akan bergerak untuk desain yang berkelanjutan. Bagaimana desain berusaha untuk memperoleh kesejahteaan pengguna, serta pemanfaatan fungsi2 nya.
Ini juga mempertimbangkan bagaimana suatu struktur atau ruang pada akhirnya akan diperbaiki, dipulihkan, atau dilestarikan untuk masa depan. Arsitektur yang peduli harus mempertimbangkan bagaimana desain dapat saling berhubungan antara lingkungan, antara manusia, hewan serta pepohonan. Desain harus saling ketergantungan dan saling melekat, serta social dan budaya setempat.
Kepedulian desain arsitektural itu memang tidak gampang.
Mendesain dengan keegisme tinggi, walau desain nya cetar membahana dan bombastis, itu justru akan merusak bumi dengan tatanannya.
Kepedulian desain arsitektural itu bukan hanya tentang lingkunganyq saja, tidak hanya dengan bumi ini saja, tetapi juga seisi dunia. Tentang budaya lokalnya, tentang desain2 inklusinya bahkan sampai detail ramah disabilitasnya.
Kepedulian desain arsitektural itu merupakan sebuah awal untuk terus berupaya memperbaiki alam dan tatanannya!
Peraturan2 pemerintah, secara pakem arsitektural itu sebenarnya sudah jelas harus dipatuhi bagi arsitek2 yang tetap mau berkarya. Tetapi peraturan2 itu harus terus diperbaharui, untuk perbaikan2 yang harus dilakukan. Karena, dunia memang terus berubah .....
Tetapi, banyak peraturan2 yang belum diperbaharui, sehingga tataran desain yang mengikuti peraturan2 itu justru akan memporak-porandakan dunia.
***
Manusia dikaruniakan akal budi dan kehendak bebas. Kita harus memakainya, untuk keberlangsungan hidup kita.
Ketika sebagai arsitek melihat sebuah peraturan justru membuat karya arsitektural kita semakin membuat dunia berantakan, seharusnya lah pikiran kita bisa memilah2 untuk melakukannya.