Suhu udara terntinggi "hanya" 35 derajat Celcius dan terendah 30 derajat Celcius. Jika hujan rintik (shower), justru aku sangat senang, karena udara sedikit sejuk!
Suhu udara di Tokyo musim panas 2019 ini, sekali lagi kukatakan adalah setara dengan suhu udara di Jakarta, sebenarnya. Tetapi, karena kelembabannya sangat tinggi, membuat seakan suhu udara jauh melebihi dari 35 derajat Celcius.
Dari referensi yang aku baca, ternyata di bulan Agustus, tingkat kelembaban di Tokyo berada di titik2 tertinggi setelah bulan Juli, yaitu hampir 80%, sedangakan justru di Jakarta, bulan Agustus tingkat kelembabannya dibawah beberapa strip dari Tokyo, dan justru di titik rendah, dibandingkan titik kelembaban di bulan Februari di Jakarta.
Dan, ternyata memng semakin kesini, karena global warming, semakin tidak menentulah semuanya, yang berhubungan dengang bumi. Dan itu adalah salah kita (manusia) sendiri ......
***
Ok lah .....
Ini adalah hanya perbandingan, antara titik kenyamananku berada di Jakarta, disbanding dengan berada di Tokyo. Yang jelas, ketika musim panas seperti ini, Michelle harus keluar dana lebih banyak dibandingkan dengan di musim2 yang lain di Jepang.
Mengapa?
Karena, jika tidur malam kami hrus memakain AC full, jika tidak mau kepanasan sungguh! Karena kelembaban yang sangat tinggi, kami berbaring pun terasa sangat sangat panas!