Penguasa tetap sibuk untuk bertahan pada romantika asmara yang indah. Sedangkan diluar sana rakyat harus bertahan juga pada romantika yang kelam. Sosok Asmara Nababan adalah sosok yang telah memberi bahwa darah, luka, dan penderitaan adalah sebuah romantika yang indah.Â
Diksi-diksi kemanusiaan adalah sebuah hal yang menyakitkan, tetapi indah karena sebuah arti perjuangan. Saat ini semua sedang terbuai dalam bungkaman diksi-diksi asmara yang indah yang tak pernah bersuara atas kasus-kasus kelam yang tak kunjung selesai. Idealisme masa kini sudah bergeser menjadi sebuah idealisme individualistis belaka. Lihatlah anak muda masa kini, apakah mereka paham arti diksi kemanusiaan lewat peristiwa-peristiwa tragis yang ada di negeri ini?Â
Jangan sampai anak muda kita saat ini terbuai pada diksi indah yang kosong dan merupakan jurang bagi kemanusiaan. Saat yang akan datang bukanlah saat-saat yang selalu baik dan selalu romantis bagaikan drama yang ditonton dalam kehidupan sehari-hari di dunia maya. Bisa saja suatu saat nanti tragedi kemanusiaan akan berulang lagi. Apabila terjadi, siapakah yang mau menjadi Asmara muda hari ini?
 Anak-anak muda kita adalah harapan bangsa, sudah seharusnya mereka menyadari bahwa semakin dewasa semakin berat pula beban dan tanggung jawab mereka melihat situasi di negeri ini. Maka apakah generasi muda kita akan selalu terjebak pada diksi-diksi rayuan konyol yang akan membuat arti kemanusiaan itu semakin pudar? Semoga di kemudian hari mereka semakin mampu menatap keperihatinan bangsanya.Â
Anak muda kiranya mampu belajar dari masa lalu dan belajar dari pengalaman para tokoh agar di kemudian hari romantika kemanusiaan adalah arti dari bahasa cinta sesungguhnya yang tak lagi mampu diucapkan dalam kata-kata, tetapi dalam perbuatan. Bang As, ragamu sudah tiada dalam dunia ini. Kami percaya di atas sana kau masih melihat dan membimbing kami dalam doa dan pemikiran kami untuk menatap situasi kemanusiaan sebagai idealisme anak muda di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Asmara Nababan: oase bagi setiap kegelisahan. (2011). Perkumpulan Demos.
Hardiman, F. B. (2019). Pemikiran Modern Dari Machiavelli Sampai Nietzsche. PT Kanisius.
Hidayat, D. S., & Haryono, E. (2023). Politik dan ideologi PDI Perjuangan, 1987-1999: penemuan dan kemenangan. Kepustakaan Populer Gramedia.
Magnis-Suseno, F. (2016). Etika Politik(CU - Cover Baru). Gramedia Pustaka Utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H