Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kecupan di Ujung Penantian (Selesai)

7 September 2012   11:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bubur buatannya memang harus sejak dulu kuakui, lezat sekali. Apalagi, bumbu itu lebih terasa lengkap kini, ada kelembutan hati yang begitu mengalir di tiap kecap lidah ini. Tandas dalam sekejap. Aku pun merebahkan diri kembali,..terasa akan ringan tidurku pagi menjelang siang ini.

Belum terlelap saat lirih kudengar suara Anita, istriku, bersenandung merdu, berpadu dengan suara-suara gemerincing perkakas yang ia cuci. Juga saat harum tubuhnya melintas, dengan telaten mengayunkan sapu, membersihkan serpihan-serpihan kaca di lantai akibat ulahku.

“ Suaramu..bagus juga, coba dari dulu bernyanyi..”

“ Eh, kirain sudah pulas, Mas. Tidurlah,...biar cepet pulih..”

“ Iyaa,...bentar lagi.., hati-hati kacanya tajam..”

“ Oh,..iya. Lukamu nanti kuobati setelah tidur saja ya..”

“ He’em. Sepertinya juga, aku harus membelikanmu meja rias yang baru..”

“ Hihihi,...udah..,kapan tidurnya,..nggumam melulu,..ah”

“ Hehe.., ehmm, Maa, omong-omong,..masa nifas-mu sampai kapan...?”

“ Setahun lagi...hihihi..”

“ Yaaah...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun