Mumpung gedhe rembulane, mumbung jembar kalangane
Yo, surak-o, surak hore
***
Untuk makna. Atau katakanlah sebagai artinya. Mungkin saya coba untuk menggelarnya. Tentu saja sesuai batas kemampuan jawa saya. Mohon maaf jika ada yang menganggap belum pas. Karena saya sendiri tidak terlalu ingat, darah biru yang mengalir pada diri saya ini sudah mencapai ranting ke berapa. Sudah lama tidak tinggal di keraton soalnya (jangan di anggap serius ya, apalagi sampai percaya). Jika ada yang merasa lebih tahu dan mengerti. Tentu saja saya mohon pencerahannya. Pesan tembang itu kurang lebih demikian, sebelumnya sebuah translasi/terjemahannya dulu,
LIR ILIR (buaian angin yang semilir)
Lir Ilir, Lir Ilir, Tandure Wis Sumilir
( Buaian angin semilir, tanaman/padi sudah gemerisik)
Ta' ijo royo-royo, tak sengguh penganten anyar
(Hijau segar dan bahagia, layaknya pengantin baru)
.
Cah angon, cah angon, penekna blimbling kuwi