Seperti biasa, penulis tidak tertarik dengan dikotomi kadrun versus cebong, termasuk juga sisi JIS yang sudah banyak diulas banyak media. Penulis ingin berbagi opini penulis mengenai "polemik rumput," dan terutama juga karena ada nama Buro Happold disebut-sebut dalam proyek ini, dimana hal itu justru membuat kantor pusat Buro Happold jadi nganu.
Pernyataan Menteri PUPR, Basuki yang menyebut JIS belum memenuhi standar FIFA kemudian memantik polemik. Lalu bagaimanakah duduk perkaranya?
Seperti diketahui pemilik stadion JIS ini adalah Pemprov DKI Jakarta, dibawah pengelolaan BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) JIS merupakan pengganti Stadion Lebak Bulus yang kini berubah menjadi depo MRT.
JIS sendiri belum pernah dipergunakan dalam event turnamen resmi sepak bola tingkat dunia. Selain itu FIFA sendiri juga belum pernah memverifikasi stadion JIS ini. Jadi kalau JIS disebut belum memenuhi standar FIFA, yah memang jelas belum memenuhi standar, wong belum diverifikasi!
Lha, kalau begitu apakah bangunan JIS tidak memenuhi standar FIFA? Bukankah bangunan ini didesain oleh Buro Happold yang juga mendesain Tottenham Hotspur Stadium juga?
Nah jadi begini sudara-sudara. Penulis hakul yakin kalau kualitas bangunan JIS ini pasti sudah memenuhi standar SNI, PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) dan FIFA sendiri. Namun apakah JIS telah memenuhi standar FIFA untuk MENGGELAR sebuah turnamen resmi sepak bola Piala Dunia U-17?
Jawabnya jelas TIDAK! Mengapa tidak? Karena FIFA belum turun untuk MEMVERIVIKASI. Dan kalau semuanya nanti oke, barulah keluar SERTIFIKASI.
Contohnya begini. Dulu penulis pernah bekerja disebuah perusahaan transportasi bis. Awalnya bis-bis tersebut dibeli dalam bentuk chasis. Lalu kemudian dibuat menjadi sebuah bis oleh perusahaan karoseri.
Chasis dan bis (karoseri) tersebut pastinya sudah sesuai dengan SNI yang berlaku. Namun, apakah bis tersebut bisa langsung narik? (menggelar turnamen) Pastinya tidak, karena walaupun bis tersebut mengantongi standar SNI, Dishub (FIFA) mewajibkan bis tersebut harus Uji Kir terlebih dahulu. Tanpa kir maka bis tidak bisa narik, walaupun ia buatan Mercedes Benz, Scania ataupun Volvo!
Dulu mobil jenis truntung pun banyak dipakai menjadi angkot, tapi kini dilarang Dishub. Soalnya mesin truntung ini berjenis kelamin 2 tak, memakai BBM bensin campur oli samping. Asapnya yang menyakitkan mata dan perasaan itu pastinya tidak akan bisa lolos uji emisi.
Nah sekarang sudah jelas kan, JIS itu disebut belum layak karena memang belum diverifikasi oleh FIFA.
Â