Kini lampu sorot kapal itu terfokus kepada bayangan Henry dan Siti yang berada di permukaan air laut. Lalu terdengar teriakan kuat dari kapal kayu tersebut, "Kakak...abaang... ini aku Samosir..!!" Lelaki paruh baya itu terus berteriak-teriak disertai tangisan, sehingga tidak jelas apa yang dikatakannya..
***Â
Henry dan Siti terbaring lemah di atas kapal kayu pengangkut TKI gelap tersebut. Tubuh mereka dibaluti dengan selimut tebal untuk menjaga agar tubuh mereka tetap hangat. Kondisi mereka masih lemah membuat mereka lebih banyak terdiam saja.
Hanya senyuman tipis dan sesekali air mata kebahagiaan saja yang dapat terlihat dengan jelas. Sesekali jari tangan Henry meremas dan mengusap jari tangan Siti tapi dia belum mampu berbicara.
Samosir tidak henti-hentinya memeluk Siti sambil menangis... "kita sudah sampe kak... kita sudah sampe kak......" serunya berulang-ulang..
-S e l e s a i-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H