Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siti Zubaidah (Bagian 9)

18 Februari 2021   17:05 Diperbarui: 18 Februari 2021   18:13 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini lampu sorot kapal itu terfokus kepada bayangan Henry dan Siti yang berada di permukaan air laut. Lalu terdengar teriakan kuat dari kapal kayu tersebut, "Kakak...abaang... ini aku Samosir..!!" Lelaki paruh baya itu terus berteriak-teriak disertai tangisan, sehingga tidak jelas apa yang dikatakannya..

*** 

Henry dan Siti terbaring lemah di atas kapal kayu pengangkut TKI gelap tersebut. Tubuh mereka dibaluti dengan selimut tebal untuk menjaga agar tubuh mereka tetap hangat. Kondisi mereka masih lemah membuat mereka lebih banyak terdiam saja.

Hanya senyuman tipis dan sesekali air mata kebahagiaan saja yang dapat terlihat dengan jelas. Sesekali jari tangan Henry meremas dan mengusap jari tangan Siti tapi dia belum mampu berbicara.

Samosir tidak henti-hentinya memeluk Siti sambil menangis... "kita sudah sampe kak... kita sudah sampe kak......" serunya berulang-ulang..

-S e l e s a i-


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun