Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siti Zubaidah (Bagian 9)

18 Februari 2021   17:05 Diperbarui: 18 Februari 2021   18:13 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inikah akhir dari segalanya? Laut inikah yang akan merenggut cinta dan nyawa mereka? Mungkin iya, tetapi dia akan tetap melawannya sampai mati tak berdaya!

Dinginnya air laut kemudian mengingatkan Henry pada film Titanic yang ditontonnya bersama Siti lewat laptop beberapa waktu lalu. 

Aih, belum lekang dari ingatan ketika mereka berdebat soal dampak hipotermia bagi manusia yang terlalu lama berada di air.

Henry mengatakan kalau korban mati karena gagal nafas akibat paru-parunya penuh dengan air. Siti berpendapat hipotermia membuat suhu tubuh turun cepat yang berdampak pada gagalnya fungsi organ tubuh, terutama pada jantung dan sisitim pernafasan.  

Akhirnya mereka sepakat. Hipotesa Henry berlaku bagi korban yang tidak bisa berenang atau mengalami cedera ketika berada di air. Sedangkan hipotesa Siti berlaku bagi korban yang bisa berenang, tapi terlalu lama berada di air. Intinya kemampuan tubuh untuk memproduksi panas tidak sebanding lagi dengan dinginnya suhu di sekitar. Akibatnya fungsi organ tubuh dan kesadaran menurun, lalu korban tenggelam.

Aih, sekarang justru mereka sendiri yang mengalaminya. Henry teringat ketika koskap di bagian Forensik dulu. Dia masih ingat ketika mengotopsi beberapa jenazah orang yang mati tenggelam dengan ciri-cirinya yang sangat khas, yaitu paru-parunya penuh air dan ganggang.

Henry bergidik, lalu mengencangkan pelampung Siti dan pelampungnya. Mereka tidak akan mati tenggelam! Selat Malaka adalah salah satu perairan tersibuk di dunia. Sebentar lagi langit akan terang, mereka pasti akan terlihat oleh kapal-kapal yang melintasi selat ini. Yang penting mereka harus tetap semangat dan jangan pernah menyerah.

Henry lalu memeluk dan menciumi Siti dengan penuh nafsu. Siti kaget, tetapi kemudian membalasnya dengan hangat. Kedua tangan Siti melingkar di leher Henry dan mereka terus berciuman penuh nafsu...

Kemudian bibir mereka terlepas. Mereka saling menatap, lalu tertawa! Bibir dan muka mereka sekarang mulai memerah. Hawa panas dari dalam rupanya mampu mengurangi sedikit rasa dingin air laut itu.

Bukan hanya fisik saja, tetapi semangat mereka juga telah mulai kembali lagi. Laut pagi hanya bisa cemberut saja melihat perangai mereka berdua. Sebentar berciuman,  kemudian cekikikan dan tertawa lepas... Mereka tidak lagi khawatir dengan kondisi di sekitarnya. Mereka hanya mencoba menikmati kebersamaan mereka selagi masih ada waktu...

Sayup-sayup terdengar suara raungan dari mesin kapal memecah keheningan pada subuh hari itu. Kemudian terlihat bayangan sebuah kapal kayu dengan lampu sorot yang menyapu permukaan laut di sekelilingnya. Henry kemudian berteriak-teriak sambil mengangkat tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun