Ketika Henry masih di resepsionis, Samosir terlihat keluar dari lift sambil menenteng tas Henry. Samosir kemudian berjalan kaki ke luar dari hotel menuju ke sepeda motornya yang parkir di samping hotel itu.
Setelah urusannya selesai, Henry lalu menuju pintu keluar hotel sambil mengeluarkan rokoknya. Ketika menyalakan rokok, Henry mendengar raungan suara motor Samosir. Dia lalu bergegas menghampirinya.
Samosir segera saja melarikan sepeda motornya dengan gesit menyusuri jalan-jalan sepi menjauhi hotel tempat Henry menginap. Sesekali Samosir melirik kaca spion motornya. Setelah yakin tidak ada yang mengikuti mereka, dia lalu menarik nafas lega sambil mengendurkan kecepatan motornya.
Tak berapa lama kemudian, mereka akhirnya sampai di pinggiran pantai dekat sebuah perkampungan nelayan. Ternyata Siti sudah menunggu di sana. Mereka kemudian bergegas naik ke sebuah perahu berukuran sedang, yang sering dipakai Samosir untuk menyeludupkan TKI dari Tanjung Balai ke Semenanjung Malaysia.
Karena kesal terhadap polisi-polisi yang menginterogasinya setiap hari itu, maka sebelum mereka berangkat, Henry memesan tiket penerbangan atas nama Siti, dengan rute Penang--Batam melalui ponselnya dan membayarnya dengan kartu kredit atas namanya sendiri. Dia kemudian tersenyum membayangkan wajah polisi-polisi yang akan kebingungan itu besok di bandara Penang!
-(bersambung)-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H