Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Hamilton Terkena Penalti, Bottas Juarai GP Austria 2020

6 Juli 2020   16:44 Diperbarui: 7 Juli 2020   08:39 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga jawara GP Austria 2020, sumber : https://www.formula1.com/content/dam/fom-website/manual/Misc/2020/GettyImages-1254421079.jpg.transform/9col/image.jpg

  • Akhirnya balapan F1 dimulai kembali setelah Covid-19 terkena hukuman drive through penalty lewat skema New Normal racing tanpa penonton.

Penggemar F1 yang selama ini masygul bin gegana (gelisah galau merana) menunggu kepastian kapan dimulainya balapan, akhirnya bersukacita setelah balapan resmi dimulai pada Ahad 5 Juli 2020 kemarin.

Ketika summer break tiba, beberapa seri balapan di Asia-Pasifik dan juga Eropa, seperti balapan bergengsi GP Monaco misalnya, biasanya sudah dijalani. Akan tetapi pandemi Covid-19 kemudian mengubah segalanya termasuk juga kalender balapan.

Pucuk dicinta kelambu tiba. Akhirnya GP Austria 2020 bisa berlangsung di sirkuit Red Bull Ring, dan resmi menjadi seri pembuka musim balapan F1 2020.

Balapan seri kedua juga akan dilaksanakan di sirkuit Red Bull Ring, Austria ini pada 10-12 Juli 2020. Akan tetapi namanya berubah menjadi GP Styrian atau Austria F1 Pirelli Grosser Preis Der Steiermark 2020.

Seperti prediksi semula, duo Mercedes, Valtteri Bottas dan Lewis Hamilton langsung merajai sejak sesi kualifikasi hingga balapan.

Memulai balapan dari posisi pole (menjadi pole ke-12 sepanjang karirnya) Bottas tampil tanpa cela untuk mengasapi semua pebalap lain termasuk rekan setimnya.

Menorehkan waktu 1 jam 30 menit dan 55,739 detik, Bottas kemudian berhasil meraih podium pertama, pada seri pertama balapan GP F1 2020.

Ini menjadi kemenangan ke-8 bagi pebalap Finlandia itu.

Sebenarnya Lewis Hamilton finish pada posisi ke-2. Namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Race director kemudian menuduh Hamilton sengaja "menolakkan" Alex Albon hingga melipir ke gravel, dalam sebuah insiden pada lap 61.

Atas perbuatan tercela tersebut, Hamilton diganjar tambahan waktu 5 detik. Tadinya posisi Hamilton hanya turun satu grid saja, oleh Leclerc yang berselisih waktu 2,7 detik di belakang Hamilton.

Akan tetapi rising star pada balapan ini, Lando Norris kemudian "berbuat asusila"dengan melakukan fastest lap pada akhir balapan, untuk memangkas waktunya dengan Hamilton.

Akibatnya Hamilton kemudian terdepak ke posisi empat.  0,689 detik saja perbedaan waktu diantara kedua pebalap ini.

Atas "perbuatannya" tersebut, Lando Norris kemudian diganjar tambahan angka satu poin. Anak muda berwajah baby-face ini kemudian mendulang 16 angka setelah berhasil "berdiri" di podium tiga.

Ini menjadi podium pertama bagi anak muda ini sepanjang karir balapannya di F1. Hasil ini juga menjadi sukacita besar bagi tim McLaren yang sudah terlalu lama tidak naik podium lagi.

Lando Norris, sumber : https://www.formula1.com/content/fom-website/en/drivers/lando-norris/_jcr_content/image.img.1024.medium.jpg/1584013897913.jpg
Lando Norris, sumber : https://www.formula1.com/content/fom-website/en/drivers/lando-norris/_jcr_content/image.img.1024.medium.jpg/1584013897913.jpg
 Tim Silver Arrow yang membesarkan nama Mika Hakkinen ini memang sudah lama mengalami kemunduran, dan bahkan kelasnya pun kini seperti tim gurem saja. Akan tetapi sejak kehadiran pebalap muda seperti Carlos Sainz Jr dan Lando Norris plus pergantian mesin ke Renault, McLaren mulai menunjukkan prestasi hebatnya seperti dulu lagi.

"Sudah lama tidak begitu, ketika begitu koq tidak lama.." adalah padanan kalimat yang tepat bagi sosok Max Verstappen, pebalap tim tuan rumah, Red Bull Racing Honda.

Max adalah petahana dan pemegang dua gelar juara di sirkuit ini. konon ketika para insinyiur Red Bull mendesain mobil ini pertama kalinya, karakter sirkuit Red Bull Ring ini menjadi rujukannya.

Kelenturan sasis memang menjadi keunggulan Red Bull ketika melahap sirkuit dengan karakter banyak tikungan cepat dan sedikit lintasan lurus seperti Red Bull Ring ini. Akan tetapi kali ini Red Bull Racing Honda harus menelan pil pahit. Max Verstappen hanya kuat berlaga selama 11 lap saja, untuk kemudian letoy karena mobilnya kemudian kehilangan tenaga.

Sementara itu Alex Albon justru harus "melepas podium tiga" setelah terlibat insiden dengan Hamilton di lap ke-61. Insiden ini seperti mengulang kisah di GP F1 Brazil tahun lalu setelah Albon mengalami nasib naas yang sama, dengan mahluk yang sama pula.

Insiden ini memang debatable. Jelang T4, (tikungan 4) dari sisi luar tikungan, Albon dengan bantuan DRS sudah berada di depan Hamilton. Tampaknya Albon mengandalkan late brake untuk kemudian berbelok tajam ke sisi dalam.

Akan tetapi Albon berhadapan dengan seorang senior yang sudah kenyang makan asam garam, yang "kecerdikan" dan kecerdasannya itu menyatu, tersembunyi seperti teri tersusun rapi diatas tampi.

Hanya ada dua cara dalam melibas tikungan. Pertama, titik rem sebelum masuk tikungan, lalu akselerasi dengan apex (titik tengah tikungan) sebagai rujukan.

Kedua, late-brake. Titik rem berada di tikungan, lalu akselerasi dengan cepat dan keras karena R (jari-jari tikungan) kini semakin kecil. Akan tetapi cara ini mengandung risiko besar, apalagi ketika ingin menyalip pebalap tengil.

Entah bagaimana caranya, kecepatan mobil Hamilton itu bisa tetap stabil ketika berada di racing line-nya sendiri pada sisi dalam tikungan.

Ketika keluar dari tikungan (dengan late-brake) tentu saja Albon tidak punya opsi lain, selain harus masuk ke racing line Hamilton.  Nah disinilah debateable itu "diperdebatkan!"

Hamilton bisa berdalih karena ia tetap berada di racing line-nya sendiri. Akan tetapi penggemar Fisika/aerodinamika, dan juga Hamilton sendiri pasti tahu kalau Albon "masih waras," ia pasti akan ke sisi dalam tikungan itu, agar ia tidak "sitorus" ke luar dari lintasan.

 

Jalannya balapan

Bottas sang pemegang pole berada paling depan diikuti oleh Verstappen, Norris, Albon, Hamilton, Perez, Leclerc, Sainz Jr, Lance Stroll dan Ricciardo melengkapi sepuluh besar pebalap.

Selepas start, Bottas langsung melesat, sementara Verstappen dan Norris bersaing ketat berebut posisi dua. Norris kemudian berhasil melewati Verstappen untuk sementara waktu.

Lap ke-3.  Verstappen dan Albon berhasil merangsek ke depan untuk melewati Norris. Klasemen sementara adalah Bottas, Verstappen, Albon, Norris dan Hamilton.

Lap ke-9.  Hamilton dengan mudah berhasil melewati Norris dan Albon. Klasemen menjadi Bottas, Verstappen, Hamilton, Albon dan Norris.

Lap ke-11.  Mobil Red Bull Verstappen terlihat melambat, ia kehilangan tenaga dan out of the race. Kini Hamilton berada di posisi dua dibelakang Bottas, di depan Albon dan Norris.

Lap ke-21.  Mobil Haas Grosjean melintir dan sempat ke luar lintasan. Untunglah ia masih bisa masuk lagi. Kalau tidak ia pasti akan di luar terus. Kasihan..  Sementara itu mobil "cantik binti seksi" Racing Point yang dikemudikan oleh Lance Stroll kemudian masuk ke garasi untuk menyudahi balapan.

Regulasi pemakaian jumlah mesin dan girboks yang ketat, kemudian memaksa tim-tim untuk berhemat, sehingga tidak ingin memaksakan kinerja mesin melebihi batas kemampuannya.

Lap ke-26.  Dari sisi dalam, dengan bantuan DRS, Sebastian Ocon berhasil melewati Magnussen. Menjelang tikungan, penulis tadinya berharap Magnussen akan melawan. Ternyata mobil Magnussen malahan "sitorus" ke luar dari lintasan. SC (Safety Car) kemudian masuk ke dalam lintasan.

Masuknya SC kemudian dipergunakan para pebalap masuk pit untuk mengganti ban.

Lap ke-27.  Nyaris terjadi kecelakaan antara Norris dan Perez ketika keduanya keluar bersamaan dari pit. Penonton terpaksa menahan nafas karena kedua pebalap ini tampaknya tidak mau mengalah di lintasan pit yang sempit itu. "Untunglah" di ujung pit ada penyempitan. Perez terpaksa harus mengalah kalau tak ingin mencium dinding guard-rail lintasan.

Hal ini bisa dimaklumi. Di lintasan masih ada mobil SC berkeliaran, dimana regulasinya para pebalap dilarang saling overtake. Nah, di pit itu masih berlaku hukum rimba, siapa cepat dia dapat!

Lap ke-31.  Leclerc berusaha menyalip Perez yang melambat di belakang Norris. Tiada disangka tiada diduga, Sainz Jr yang berada di belakangnya, berusaha juga menyalip lewat sisi pertahanannya yang terbuka. Leclerc terpaksa melepas Perez demi mempertahankan posisinya dari sergapan Sainz Jr. Leclerc kemudian berhasil mempertahankan posisinya tersebut.

Sama seperti Leclerc yang "nyaris kecolongan ketika ingin nyolong," Sainz Jr juga mengalami hal yang sama, ketika Vettel yang berada di belakangnya melakukan hal yang sama.

Gagal menyalip Leclerc dari sisi luar, Sainz Jr langsung menikung tajam dengan keras ke sisi dalam tikungan. Malangnya Sainz Jr tidak menyadari kalau Vettel sudah menusuk dari belakang lewat sisi dalam itu juga. Ban depan kiri Vettel kemudian mencium ban belakang kanan Sainz Jr. Tak ayal mobil Vettel kemudian melintir, berbalik arah...

Lap ke-33.  Perez akhirnya berhasil menyalip Norris. Tampaknya Norris memakai ban Hard compound.

Lap ke-47.  Duo Mercedez tampak jauh di depan meninggalkan para pesaing. Balapan mulai berjalan datar. Para pemirsa di rumah dipersilahkan sejenak untuk membuat kopi, mencari kudapan atau ke toilet."

Lap ke-51.  Mobil Williams yang dikemudikan Russel out, memaksa SC masuk ke lintasan.

Lap ke-55.  Terjadi "laka tunggal" ketika ban kanan depan mobil Kimi Raikkonen copot. SC kemudian masuk ke lintasan.

Lap ke-61. Terjadi insiden antara Hamilton dan Albon. Dari salah satu sudut kamera, terlihat kalau ban kiri depan Hamilton menyundul tipis ban belakang kanan Albon. kasus Hamilton-Albon ini mirip sekali dengan kasus Sainz Jr-Vettel sebelumnya.

Kalau dalam kasus Sainz Jr-Vettel, Vettel (berada di kanan) jadi korban, maka pada kasus Hamilton-Albon, Albon (berada di kiri) yang menjadi korban.

Kalau dalam kasus Sainz Jr-Vettel, Sainz Jr tidak mengetahui niat dan kehadiran Vettel, maka pada kasus Hamilton-Albon, Hamilton tahu betul kalau Albon akan/harus melakukan itu!

Lalu kenapa Hamilton dihukum, sedangkan Sainz Jr tidak?

Jawabnya karena pada kasus Hamilton ada mens rea-nya. Ada niat yang menjadi pembeda.

Itulah yang disebut penulis di atas, kalau kecerdikan berpadu dengan kecerdasan, maka hasilnya akan begini, hahaha...

Lap ke-64. Leclerc berhasil melewati Norris.

Lap ke-66. Leclerc kembali berhasil melewati Sergio Perez. kini Leclerc berada di posisi tiga.

Race steward kemudian mengumumkan kalau Hamilton terkena hukuman penalti 5 detik.

Lap ke-69. Sempat terjadi sedikit benturan ketika Norris kemudian berhasil melewati Perez.

Lap ke-70. Ban kiri belakang Danii Kvyat copot.

 

Final Lap. Bottas akhirnya menjadi pebalap pertama yang menyentuh garis finish, diikuti oleh Leclerc, Norris, Hamilton, Sainz Jr, Perez, Pierre Gasly, Esteban Ocon, Giovinazzi dan Sebastian Vettel.

Selamat kepada sang juara.

Bravo Lando Norris.

 

 Referensi,

 

https://www.formula1.com/en/latest/article.bottas-beats-leclerc-and-norris-to-win-dramatic-austrian-gp-as-hamilton-is.4hTWtVVkWLxgPKSqkmKfYF.html

https://www.motorsport.com/f1/news/hamilton-penalty-austria-harsh-wolff/4826283/ 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun