Akan tetapi rising star pada balapan ini, Lando Norris kemudian "berbuat asusila"dengan melakukan fastest lap pada akhir balapan, untuk memangkas waktunya dengan Hamilton.
Akibatnya Hamilton kemudian terdepak ke posisi empat. Â 0,689 detik saja perbedaan waktu diantara kedua pebalap ini.
Atas "perbuatannya" tersebut, Lando Norris kemudian diganjar tambahan angka satu poin. Anak muda berwajah baby-face ini kemudian mendulang 16 angka setelah berhasil "berdiri" di podium tiga.
Ini menjadi podium pertama bagi anak muda ini sepanjang karir balapannya di F1. Hasil ini juga menjadi sukacita besar bagi tim McLaren yang sudah terlalu lama tidak naik podium lagi.
"Sudah lama tidak begitu, ketika begitu koq tidak lama.." adalah padanan kalimat yang tepat bagi sosok Max Verstappen, pebalap tim tuan rumah, Red Bull Racing Honda.
Max adalah petahana dan pemegang dua gelar juara di sirkuit ini. konon ketika para insinyiur Red Bull mendesain mobil ini pertama kalinya, karakter sirkuit Red Bull Ring ini menjadi rujukannya.
Kelenturan sasis memang menjadi keunggulan Red Bull ketika melahap sirkuit dengan karakter banyak tikungan cepat dan sedikit lintasan lurus seperti Red Bull Ring ini. Akan tetapi kali ini Red Bull Racing Honda harus menelan pil pahit. Max Verstappen hanya kuat berlaga selama 11 lap saja, untuk kemudian letoy karena mobilnya kemudian kehilangan tenaga.
Sementara itu Alex Albon justru harus "melepas podium tiga" setelah terlibat insiden dengan Hamilton di lap ke-61. Insiden ini seperti mengulang kisah di GP F1 Brazil tahun lalu setelah Albon mengalami nasib naas yang sama, dengan mahluk yang sama pula.
Insiden ini memang debatable. Jelang T4, (tikungan 4) dari sisi luar tikungan, Albon dengan bantuan DRS sudah berada di depan Hamilton. Tampaknya Albon mengandalkan late brake untuk kemudian berbelok tajam ke sisi dalam.
Akan tetapi Albon berhadapan dengan seorang senior yang sudah kenyang makan asam garam, yang "kecerdikan" dan kecerdasannya itu menyatu, tersembunyi seperti teri tersusun rapi diatas tampi.