Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soekarno Pemimpin Cerdas, Soeharto Pemimpin Cerdik, Jokowi Pemimpin "Garis Lucu"

14 Juni 2020   13:45 Diperbarui: 14 Juni 2020   18:27 37326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi, sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/03/16/f59abdbe-982b-4595-9661-a5b87e11901f_169.jpeg?w=700&q=90

Jokowi kemudian datang membebaskan Freeport dan membangun Trans Papua. Tapi dia pun tetap dihujat oleh orang Papua sendiri. Rupanya "jahitan di mulut itu sudah terlepas" hahahaha...

Jokowi katanya musuh Islam. Padahal pada zaman Suharto terjadi pembantaian pada umat Islam, seperti pada Tragedi Tanjung priok tahun 1984, Pembantaian Umat di Talangsari, Lampung tahun 1989, Pembantaian Umat padepokan Haur Koneng, Majalengka tahun 1993, DOM di Aceh (1989-1998) dan ribuan kasus orang yang "di-petruskan."

Lucunya pihak-pihak yang menuduh Jokowi itu, tahu betul peristiwa pembantaian itu, dan mereka diam saja.

Jokowi katanya pendukung LGBT. Padahal pada kabinet Suharto dulu ada seorang menteri homo, dan Suharto tetap mendukungnya karena kinerjanya pun baik. Seharusnya memang begitu. Seseorang itu dinilai dari kinerjanya, bukan dari orientasi seksualnya.

Tapi penuduh Jokowi itu tidak berani berkata begitu kepada Suharto. Apalagi menteri itu suka mengancam stafnya yang tidak becus bekerja dengan berkata, "Jangan main-main sama saya, nanti tak mainin..."

Jadi Jokowi memang termasuk "bernasib sial." Dituduh PKI, antek asing-aseng, musuh Islam, tukang utang, pendukung LGBT dan lain sebagainya yang tidak ada relevansinya dengan kinerjanya.

Tapi para haters-nya mengatakan bahwa itu bukan ujaran kebencian melainkan kritik.

Hehehehe kritik itu perlu dan sudah seharusnya supaya pemerintahan berjalan pada jalur yang benar dengan kecepatan yang sudah ditentukan. Akan tetapi kritik dilakukan dengan data dan usulan solusi tanpa menyerang pribadi seseorang, dan satu lagi tetaplah harus etis, beradab dan tak berujung fitnah.

Jujur saja, ekspektasi penulis kepada Jokowi pada periode II ini tidaklah sebesar periode I lalu. Akan tetapi sebagai seorang warga negara yang baik haruslah tetap hormat, mendukung dan mendoakan pemimpinnya sendiri. kalau tidak kita sendiri, lantas siapa lagi yang akan melakukannya?

Prinsip dan pilihan boleh berbeda akan tetapi nasionalisme harus tetap dipertahankan. Tunggulah 2024...

Referensi,
berdikarionline.com
cnnindonesia.com
merahputih.com
historia.id
tirto.id
titiknol.co.id
tirto.id
tirto.id
id.wikipedia.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun