Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soekarno Pemimpin Cerdas, Soeharto Pemimpin Cerdik, Jokowi Pemimpin "Garis Lucu"

14 Juni 2020   13:45 Diperbarui: 14 Juni 2020   18:27 37326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi, sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/03/16/f59abdbe-982b-4595-9661-a5b87e11901f_169.jpeg?w=700&q=90

Dulu perbedaan itu tidak kelihatan karena mereka hanya punya satu musuh yakni penjajah. Ketika Belanda pergi justru sesama saudara itu yang kini berperang.

"Ganyang Malaysia" dan "Rebut Irian Barat" kemudian menjadi jargon andalan Soekarno untuk menyatukan seluruh rakyat ditengah ancaman separatisme DII/TII, PRRI, Permesta, Kahar Muzakar dan lainnya.

Belum reda konflik PKI-Islam, konflik antara PKI dan TNI-AD pun mencapai puncaknya, termasuk adu perang hoaks diantara keduanya. Jangan dikira hanya pada Pilpres 2014, Pilgub 2017 dan Pilpres 2019 saja yang ada hoaks. TNI-AD dan PKI pun sudah lama melakukannya sejak dulu.

Soekarno kemudian menawarkan konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunis/Marxis) dalam pemerintahan untuk mengakomodir kepentingan politik semua golongan.

Ini memang bukan hal baru, sebab pada tahun 1926, dalam Suluh Indonesia Muda, Soekarno sudah mengemukakan konsep Nasakom ini sebagai perlawanan kooperatif melawan Belanda.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada pula gundul yang tak botak. Kecerdasan Soekarno untuk menjaga keutuhan bangsa itu pun hanya mampu bertahan dua dekade saja sejak Indonesia merdeka.

Gestapu pada 3o September 1965 kemudian mengoyak keutuhan bangsa. PKI dan genosida massal terhadap setengah juta orang-orang yang dituduh PKI kemudian menjadi titik balik perjalanan bangsa. Bak kisah Babad Tanah Jawi, sang ayah kemudian ditikam dengan keris oleh sang anak...

Suharto, sumber : https://mmc.tirto.id/image/otf/500x0/2017/11/07/soeharto--life_ratio-16x9.JPG
Suharto, sumber : https://mmc.tirto.id/image/otf/500x0/2017/11/07/soeharto--life_ratio-16x9.JPG
Era Suharto

The right man on the right place plus "super semar" adalah koentji keberhasilan dari The Smiling General ini untuk menduduki singgasana "Kerajaan Cendana Raya."

Jangan lupakan juga peranan Amerika Serikat di belakang layar, setelah sebelumnya mereka ini gagal dalam edisi pemberontakan PRRI pimpinan Kolonel Maludin Simbolon di Sumatera dan Permesta pimpinan Letkol Ventje Sumual di Sulawesi.

Suharto memang bukan orang pintar atau cerdas tetapi dia seorang cerdik dan pragmatis. Suharto adalah tipikal militer zaman Orba (sekarang pun masih juga) yang pintar berbisnis dan main proyek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun