Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soekarno Pemimpin Cerdas, Soeharto Pemimpin Cerdik, Jokowi Pemimpin "Garis Lucu"

14 Juni 2020   13:45 Diperbarui: 14 Juni 2020   18:27 37326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi, sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/03/16/f59abdbe-982b-4595-9661-a5b87e11901f_169.jpeg?w=700&q=90

Dia memang bukan militer pemikir dan ahli strategi tempur seperti TB. Simatupang atau Nasution. Akan tetapi pragmatisme dan kecerdikannya itu sangat berguna bukan hanya dibidang tempur saja, tetapi juga dibidang bisnis dan politik.

Gestapu kemudian menjadi titik tumpu karir Suharto. Berkat siasat jitu "sekali tepuk tiga lalat jatuh," Pemerintahan Nasionalis kemudian jatuh akibat demo rakyat dan mosi tidak percaya di Parlemen. Kaum agama kemudian sibuk "membantai" Komunis sehingga kehilangan momentum untuk merebut pemerintahan. Sedangkan Komunis kemudian sirna bak kabut pagi dicekik terik mentari.

Kini TNI-AD yang berkuasa setelah sebelumnya berhasil mengkebiri petinggi-petinggi TNI-AU yang disebut Soekarno sebagai "Anak lanang Revolusi" dan membuat Polri dan TNI-AL "netral."

Hebatnya lagi, setelah Pahlawan Revolusi (petinggi TNI-AD) gugur oleh gestapu, kini Pangkostrad-lah yang menjadi "Gubernur militer Hindia Belanda!" Lewat tangan besi pula Suharto berhasil meredam dan menyingkirkan musuh-musuh politiknya. Baik dengan cara dibungkam maupun "di-petruskan"

Suharto memang seorang militer bertangan besi merangkap pebisnis jempolan. Sejak dia berkuasa, dia kemudian membentuk ratusan Yayasan yang tak jelas juntrungannya untuk mengeruk fulus.

Beberapa yang menonjol antara lain, Yayasan Supersemar, Dakab dan Dharmais. Hebatnya lagi Yayasan-yayasan itu mempunyai banyak anak dan bahkan cucu perusahaan.

Salah satu penyebab tumbangnya Suharto pada 1998 lalu adalah karena rakyat sudah muak dengan korupsi Suharto dan kroni-kroninya itu.

"Tidak ada makan siang yang gratis." Amerika Serikat, diikuti Jerman (Barat) dan Jepang kemudian kembali "menjajah dan merampok" Indonesia. Isi perut bumi Indonesia dikeruk dan dibawa ke luar negeri. Pembangunan Indonesia pun kemudian didominasi ketiga penjajah itu.

Sejarah kemudian dibelokkan. Suharto dan kroni-kroninya kemudian "mengultuskan" PKI sebagai dedemit, hantu, genderuwo, kuntilanak untuk menakut-nakuti rakyatnya sendiri.

Jokowi, sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/03/16/f59abdbe-982b-4595-9661-a5b87e11901f_169.jpeg?w=700&q=90
Jokowi, sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/03/16/f59abdbe-982b-4595-9661-a5b87e11901f_169.jpeg?w=700&q=90
Era, Jokowi

Sebagai presiden RI ketujuh, kepemimpinan Jokowi memang memberi warna yang berbeda karena dia sangat dekat dengan rakyatnya. Di era pertama pemerintahannya, Jokowi mengikis habis sekat-sekat birokrasi, pemburu rente, calo proyek dan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun