Mohon tunggu...
Chatarina Komala
Chatarina Komala Mohon Tunggu... Tenaga Lepas -

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik

9 Februari 2011   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku meraih handphone - ku yang berada tidak jauh dari genggamanku. Mengotak - atiknya. Melihat disana sudah ada tujuh pemberitahuan bahwa pesan singkat yang kukirim sedari tadi ternyata gagal sampai kepadanya. Melihat disana tertera rentetan nomor sibuk - yang sedari tadi terus kucoba hubungi. Masih nomor yang sama. Nomornya.

Mungkin baterainya habis. Mungkin handphonenya mati. Mungkin tidak ada sinyal. Mungkin dia lupa. Atau mungkin, sedikit terlambat. Mungkin dia kena macet. Mungkin dia..

Semua kemungkinan - kemungkinan kini bergantian masuk ke dalam kepalaku. Masuk akal.

Tapi mengingat dia yang selalu konsisten, kemungkinan itu semakin lama semakin terasa tidak masuk akal.

Sudah! Aku benci seperti ini.

Dua ratus sembilan puluh tiga kali.

Dia tidak jadi datang.

Dan aku tinggal menunggu alasannya. Akhirnya, bisa kubuat semuanya sesederhana ini.

Dua ratus sembilan puluh tujuh..

Dia benar - benar tidak datang.

Dan ini sudah tiga ratus kali tepat kau bergerak. Jarum panjangmu kini sudah menunjuk pada angka dua belas tepat - yang sebentar lagi sudah pasti akan berpindah karena sekarang kau sedang bersiap - siap untuk melayangkan gerakan yang ke tiga ratus satu kalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun