Mohon tunggu...
Chatarina Komala
Chatarina Komala Mohon Tunggu... Tenaga Lepas -

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik

9 Februari 2011   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akankah dia jadi datang ?

Dia sudah bilang padaku akan mengajakku pergi ke suatu tempat. Meskipun katanya hanya ingin membuatku tahu bagaimana rasanya mencicipi ikan bakar yang kata orang paling enak se - ibukota, tapi entah mengapa wajahku terus saja sumringah sejak kemarin. Meskipun tidak kali ini. Keinginanku agar dia menepati perkataannya kemarin dan dua jam sebelumnya, membuat jantungku berdetak lebih cepat, dan aku hanya bisa menatap gelisah ke arahmu sambil menggiggit bibirku sendiri.

Aku ingin dia jadi datang.

Akankah dia jadi datang ?

Dua ratus kali sudah kau bergoyang, bergerak ke kanan dan ke kiri, yang justru malah semakin membuatku jengah, lelah, karena tidak pernah bisa melepaskan pandanganku dari gerakanmu, meskipun hanya sedikit. Dia harus datang. Batinku memaksa, tidakkah dia tahu bahwa kedatangannya sangat penting untukku ?

Dua ratus tiga puluh kali kau bergoyang. Masih dalam ritme yang sama tentunya. Ke kanan dan ke kiri.

Akankah dia jadi datang ?

Dan dalam kurang dari tujuh puluh gerakan lagi, dia harus datang. Aku harap dia bisa datang. Karena kalau tidak..dan aku bahkan tidak tahu bagaimana jika dia tidak jadi datang.

Mungkin dia sedikit terlambat. Keterlambatan - bagaimanapun juga tentu sudah menjadi hal yang lumrah bagi semua orang kini. Meskipun tidak untukku. Apalagi jika berkaitan dengannya. Tidakkah dia mengerti bahwa keterlambatannya saat ini mendadak tidak bisa kutolerir begitu saja ?

Hhhh..kamu membuat semuanya menjadi rumit, padahal sesederhana ini. Batinku memaki diri sendiri. Tidak ada yang bisa jadi sederhana jika menyangkut dirinya - Aku membalas.

Dan aku menatap sekitar. Tidak ada hal yang kuharapkan terjadi. Tidak ada hujan, tidak ada gerimis, tidak ada banjir, tidak ada macet, tidak ada teleponnya, atau nada buru - burunya, dan bahkan tidak ada pemberitahuan bahwa ada sms yang masuk ke handphoneku. Sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun