Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Umair, Si Peka yang Tiada Duanya

28 Maret 2019   13:35 Diperbarui: 28 Maret 2019   13:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: pinterest.com

Dengan turunnya ayat ke 74 dari surat at-Taubah ini, Umair ibn Sa'ad z begitu gembira. Baginya, turunnya Al-Qur'an sebagai pembela atasnya adalah sejarah tersendiri. Sebuah kemuliannya yang tidak ada duanya. Sebagaimana seorang wanita tua yang mengadu kepada Rasulallah SAW., dan aduan tersebut mampu mengetuk pintu langit ke tujuh untuk memberikan jawaban dan solusi atas aduan wanita tersebut.

Adapun tentang Julas, Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa beberapa ulama menjelaskan bawah Julas ibn Suwaid kemudian bertaubat dari ucapannya dengan sebenar-benarnya taubat.[2]

Umar ibn Syabah  (Wafat 262 H) mengisahkan perihal pertaubatan Julas ibn Suwaid dalam kitabnya Tarikhul Madinah. Julas berkata: "Allah telah menawarkan pertaubatan untukku. Maka sungguh aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya atas ucapanku."  Lebih lanjut Ibn Syabah menjelaskan bawah Julas ibn Suwaid memiliki beberapa tanggungan hutang kepada. Maka Rasulallah SAW. pun membantunya untuk melunasi hutang-hutangnya.

Rasulallah SAW. kemudian menatap Umair ibn Sa'ad  dan memujinya, "Telingamu tajam, dan Allah telah membenarkanmu..."

Umair ibn Sa'ad  kemudian berkata kepada Julas, " Sungguh demi Allah, andai aku tidak diliputi ketakutan akan turun sebuah wahyu tentang sikapku menyembunyikan perkaramu maka aku akan menyembunyikannya." [3]

Luar biasa sikap yang ditujukan oleh Rasulallah SAW. dengan membantu orang yang telah meragukan kebenaran dakwahnya. Dan luar biasa pula sikap Umair Ibn Sa'ad  kepada ayah tirinya ketika ia telah mengakui kesalahannya dan bertaubat.

 

Bersambung....

   

[1] Ismail Ibn Katsir, Tafsiru al-Qur'an al-Adzhim, juz 4, hal. 178.

[2]  Abdul Malik ibn Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah, juz 1, hal. 119-120

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun