Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Umair, Si Peka yang Tiada Duanya

28 Maret 2019   13:35 Diperbarui: 28 Maret 2019   13:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: pinterest.com

Tidak lama Umair ibn Sa'ad  dibuai kasih oleh sang ayah tercinta. Allah   memberikan takdir yang lain, yang terbaik untuk Sa'ad ibn Ubaid, Kesyahidan. Ia bersama-sama dengan kafilah jihad kaum muslimin dari Madinah berangkat menuju Qadasiyah di Irak untuk menghancurkan kecongkakan kaum Majusi Persia. Dengan kekuatan 48.000, dengan penuh keimanan para mujahidin memukul mundur bahkan menghancurkan pasukan Persia yang jumlah personilnya jauh lebih banyak, 130.000 pasukan. Dari pihak Persia, 40 ribu serdadu tewas, sedangkan dari pihak mujahidin 7 ribu mendapatkan kesyahidannya. Salah satunya adalah Sa'ad ibn Ubaid, sang pengumpul wahyu.

Subhanallah, dua kebaikan telah Sa'ad kumpulkan. Kebaikan menjadi pengabdi Al-Qur'an, dan kebaikan sebagai syuhada'.

Kini Umair ibn Sa'ad telah kehilangan pengkuan. Sang ayah telah pergi. Sedang ibunya orang tak berpunya. Ia masih terlampau kecil untuk ditinggal seorang ayah. Namun, berkat didikan sang ayah, dan juga hidup di lingkungan para sahabat yang mulia dari Muhajirin dan Anshar, pribadi Umair ibn Sa'ad  menjadi kuat. Ia kecil namun tekadnya besar. Ia mungil namun tekadnya kuat. Keimanannya lebih kuat dari kerasnya baja. Keteguhannya lebih gagah dari Gunung Uhud. Semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena didikan iman yang mendalam. Di sana ada Allah  yang Penguasa. Tempat sandaran utama. Tempat mengantungkan harapan. Tempat memohon dan meminta perlindungan. Jika Allah  Maha Besar, maka yang lainnya kecil. Jika Allah  Maha Agung, maka yang lainnya adalah kerdil. Inilah keimanan. Inilah buah dari didikan Al-Qur'an.

 

Tinggal Bersama Ayah Tiri

Tidak lama ditinggal sang suami, Sa'ad ibn Ubaid, Ummu Umair pun memutuskan untuk menikah lagi. Ia butuh sosok yang bisa menjadi pegangan dalam hidup. Ia juga butuh sosok lelaki yang mau menjadi tulang punggung kehidupan. Untuknya dan juga untuk buah hatinya, Umair. Keputusan seorang ibu untuk menikah kembali bukanlah karena kepentingan dan kesenangan pribadi. Ia sorang wanita, lemah secara kodrati untuk menjadi tulang punggung.

Julas ibn Suwaid. Ini nama lelaki pilihan Ummu Umair. Ia seorang yang kaya lagi terpandang. Julas adalah orang yang baik dan memiliki kepedulian yang tinggi. Ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil hati Umair kecil, sebab Umair pun segera merasa nyaman bersama ayah tirinya ini.

Hubungan keduannya begitu hangat dan akrab. Bagai ayah kandung terhadap anaknya. Belaian, cinta, kasih sayang, pengorbanan, diberikan oleh Julas kepada Umair kecil. Ia tidak mempedulikan apakah Umair adalah darah kandungnya atau bukan. Bagi Julas, Umair bagai anak kandungnya sendiri. Hal ini tak lain adalah karena peringai Umair sendiri yang baik. Akhlaknya indah. Tutur katanya sopan. Ia tidak ingin dimanja. Ia terlihat dewasa dalam bertindak meski ia masih belasan tahun. hari-harinya pun dipenuhi dengan belajar dan beribadah. Selain bermain sebagaimana lazimnya anak seusianya.

Umair kecil sering mendatangi majelis ilmu Rasulallah n. Ia begitu antusias untuk mendengarkan Baginda Rasul memberikan pancaran-pancaran iman. Pancaran yang akan menuntun umat manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Tak ayal, petuah-petuah langit yang tersampaikan lewat lisan suci kenabian terpatri kuat dalam pribadi Umair hingga kelak ia dewasa.

Julas menghina Rasulallah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun