Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Umair, Si Peka yang Tiada Duanya

28 Maret 2019   13:35 Diperbarui: 28 Maret 2019   13:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: pinterest.com

Pada tahun kesembilan hijriyah, Rasulallah SAW. mendengar kabar bawah pasukan Kerajaan Romawi akan datang dengan jumlah besar untuk mengempur Madinah. Mendengar berita ini, Rasulallah SAW. mengumumkan kepada para sahabat untuk bersiap-siap menyambut Pasukan Romawi yang akan datang dari Syam di Tabuk.

Sebagai bentuk persiapan perang, Rasulallah SAW. mempersilakan kepada para sahabat untuk menyumbangkan harta-harta terbaiknya. Pada moment inilah Abu Bakar datang kepada Rasulallah SAW. dengan membawa semua harta yang dimilikinya. Melihat antusiasme Abu Bakar yang besar hingga menyerahkan semua hartanya untuk jihad, beliau berkata kepada Abu Bakar, "Apa yang engkau tinggalkan di rumahmu?" Abu Bakar  menjawab, "aku tinggalkan untuk keluargaku Allah dan Rasulnya bersama mereka." Allahu akbar. Begitulah keimanan mutlak sahabt mulia Abu Bakar.

Pada momen ini pula Umar ibn Khattab datang dengan separuh hartanya untuk jihad. Begitu juga dengan sahabat yang lainnya. Mereka berlombah-lombah untuk memenuhi panggilan Allah  dan Rasul-Nya.

Peperangan di Tabuk ini juga wasilah yang dijadikan oleh Allah  untuk menguji keimanan orang-orang. Apakah mereka beriman dari lubuk hati dan kesadaran penuh, ataukah mereka hanya beriman untuk mencari aman dan muka? Pada perang inilah Allah menyingkap tabir orang-orang yang bersembunyi dibalik keimanan dari kalangan kaum munafiqin.

Namun, tidak semua yang tidak turut serta dalam peperangan Tabuk adalah dari golongan munafiqin semisal Ka'ab ibn Malik, Hilal ibn Umayyah dan Muararah ibn Rabi'. Tentang ketiga sahabat ini, Allah langsung menurunkan ayat yang menjelaskan perihal diterimanya taubat mereka. Allah berirman yang artinya:

"Sesungguhnya Allh telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allh menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allh, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allh menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allh-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah:117-119)

Abdul Malik Ibnu Hisyam  dalam as-Sirah an-Nabawiyah menyebutkan, di samping para sahabat yang mulia, yang dengan ghirah semangat yang membara untuk berjihad, ada juga orang yang enggan untuk berjihad karena kemunafikan. Di antaranya adalah Julas ibn Suwaid. Keenganan Julas untuk ikut berjihad diperparah oleh komentar sinisnya kepada Nabi Muhammad SAW.. Julas ibn Suwaid berkata: Jika orang ini --Muhammad- adalah orang yang benar, maka kita lebih buruk dari keledai." 

Sungguh kalimat ini adalah kekufuran setelah keimanan. Kalimat ini adalah penghinaan. Bagaiamana mungkin seorang yang mengaku beriman namun meragukan kejujuran Baginda Muhammad SAW.? Sangat tidak mungkin kata-kata ini keluar kecuali dari orang-orang yang dalam hatinya ada kemunafikan.

Ucapan Julas ibn Suwaid ini di dengar langsung oleh telinga anak tirinya, Umair ibn Sa'ad. Panas telinga anak yang sudah beranjak remaja ini. Keimanannya yang dalam begitu resisten dengan kalimat ayah tirinya. Bagaimana ia bisa menerima panutannya dihina? Sangat-sangat tidak menerima.

Umair ibn Saad dengan lugas menegur Julas, "Demi Allah wahai Julas...! engkau adalah orang yang paling aku cintai, engkau juga orang yang paling baik terhadapku, engkau pula orang yang aku akan sangat bersedih jika ada musibah menimpahmu, akan tetapi engkau telah mengeluarkan kata-kata yang jika aku sampaikan kepada Rasulallah n sungguh aduanku itu akan menelanjangimu. Akan tetapi jika aku diam, maka agamaku akan binasa. Dan di antara dua keburukan ini, mengadukanmu lebih ringan dari pada kehancuran agamaku."

Beginilah sikap seorang muda islami. Darahnya akan mendidih ketika yang disentuh adalah bagian dari akidahnya. Aqidah dan keimanan adalah titik pertama seseorang. Asas dari segala asas. Energi untuk bergerak. Motivasi untuk berjuang. Dengannya kita hidup dan dengan aqidah ini pula kita mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun