Konflik Srilanka
Pada tahun 2012, ormas Bodu Bala Sena (BBS) yang dibentuk oleh biksu kirama wimalajoth nayaka thera dan galagoda aththe gnanasaara resmi didirikan. Ormas tersebut dibentuk dengan tujuan membela agama buddha dan nasionalisme sinhala diatas segalanya.Â
Mereka khawatir kelompok agama minoritas khususnya islam semakin meningkat dan berpengaruh besar. Ormas BBS terlibat kerusuhan dengan masyarakat muslim sri lanka pada tahun 2014. Kejadian itu diawali dengan ormas BBS yang mendatangi desa-desa muslim di Sri Lanka, menerobos masuk, menggeledah, dan merusak rumah dan toko. Kejadian ini memakan korban sebanyak 4 warga muslim tewas dan puluhan orang terluka.
Kerusuhan serupa terjadi lagi pada 26 Februari 2018 di kota Ampara, dan menyebar ke distrik kandy pada tanggal 2 Maret 2018. Properti warga muslim diserang oleh oknum BBS dan beberapa umat buddha.Â
Warga muslim pun membalas serangan tersebut dengan menyerang vihara-vihara buddha dan warga sinhala. Kerusuhan ini memakan korban sebanyak 2 orang meninggal dan belasan orang luka-luka baik dari pihak sinhala, warga, maupun polisi.
Dua kerusuhan ini sebenarnya disebabkan oleh masalah salah paham sepele yang seharusnya cukup diselesaikan di tingkat kepolisian. Namun karena salah paham ini terjadi antara dua pihak yang memendam sentimen dan kebencian, kerusuhan pun tidak bisa dicegah.Â
BBS juga seringkali menggelar aksi demo guna menentang perusakan beberapa situs buddha yang dilakukan oleh kelompok islam ekstrem, menolak sertifikasi halal, dan menolak pendirian masjid.
Konflik anti muslim di India
Pada tahun 2021, terjadi ketegangan di daerah Tipura yang berada di timur laut India karena serangan kelompok anti-muslim terhadap masjid dan properti milik umat islam. Setelah kejadian tersebut, keamanan mulai diperketat dan pembatasan pertemuan mulai diberlakukan di daerah yang terkena dampak kerusuhan.
Narayan das, seorang pemimpin lokal bajrang dal dan kelompok hindu garis keras lainnya mengaku bahwa terdapat beberapa anak muda berada di depan masjid sedang melakukan kekerasan dan mengacungkan pedang. Namun tuduhan itu tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Baru-baru ini juga di Indonesia sempat heboh dengan kasus SARA yang dilakukan oleh salah satu mantan presiden Indonesia yaitu Ibu Megawati. Dimana dalam kasus ini beliau menyinggung soal tukang bakso dan papua.