Ketegangan antar individu atau kelompok
konflik biasanya diawali oleh adanya perbedaan pendapat dan cara pandang antar individu maupun kelompok. Karena adanya perbedaan tersebut, timbulah ketegangan antar individu atau kelompok tersebut. Jika tidak segera diredam, maka ketegangan ini akan berlanjut menjadi konflik lain yang lebih besar.
Â
Provokasi media sosial
Media sosial memiliki kegunaan yang sangat banyak dan sangat mempermudah masyarakat untuk berkomunikasi. Namun tidak jarang kemudahan media sosial ini disalahgunakan oleh oknum-oknum yang menimbulkan perpecahan. Para oknum memanfaaatkan kemudahan media sosial untuk menyebarkan berita hoax maupun provokasi terhadap satu pihak tertentu hingga timbulnya konflik.
 Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai toleransi
Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Namun tidak semua warga Indonesia bisa saling toleransi dengan perbedaan tersebut. Banyak orang yang masih bersikap stereotipe atau terlalu fanatik terhadap budaya, suku, ras, atau agamanya dan mengejek atau memandang rendah budaya atau agama orang lain yang berbeda dengannya. Dalam hal ini juga banyak pihak yang suka memprovokasi untuk menjelekkan agama atau budaya tertentu.
Contoh Konflik SARA di Indonesia
Sejak berakhirnya masa pemerintahan Soeharto, beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, NTT, NTB, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah mengalami konflik SARA. Berikut beberapa contohnya :
Kerusuhan di Kupang NTT
Pada tanggal 30 November 1998 terjadi kerusuhan di Kupang NTT. Konflik ini terjadi karena masalah tergesernya sumber ekonomi penduduk lokal oleh para pendatang, juga terjadi konflik agama dan politik. Stereotip sering muncul dan akhirnya menimbulkan kebencian dan diskriminasi.