SARA juga terkadang dijadikan sebagai alat kepentingan politik. Berbagai petinggi dan kelompok politik dalam masyarakat memainkan sentimen agama, ras, etnis, dan gender untuk kepentingan agenda politiknya.Â
Kasus yang cukup terkenal dari segi politik yaitu salah satu politisi yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan nama Ahok yang dinilai menghina agama islam dalam salah satu wawancaranya.Â
Dalam wawancara tersebut Ahok menyebutkan salah satu ayat suci Al-Qur’an dan berkata jangan mau dibodohi. Hal tersebut tentu saja mendatangkan protes dari umat islam di Indonesia yang merasa tidak terima karena agamanya dihina.Â
PEMBAHASAN
Pengertian SARA
SARA merupakan akronim dari Suku, Agama, Ras antar golongan, dan Adat istiadat. SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan, dan golongan.Â
Segala bentuk tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai SARA. Tindakan ini dianggap melecehkan kemerdekaan dan hal-hak dasar manusia.Â
Konflik ini biasanya disebabkan oleh hal-hal sepele seperti tersinggung, diledek atau hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan. Bisa juga terjadi karena keegoisan seseorang atau kelompok yang dilakukan dengan jalan kekerasan.
SARA juga bisa diartikan sebagai tindakan diskriminatif. Diskriminatif sendiri merupakan suatu kejadian yang biasanya disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan antara manusia yang satu dengan yang lain dalam hal suku, ras, antargolongan,agama, dan kebangsaan.
SARA digolongkan menjadi 3 kategori yaitu :
Kategori Individual : merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Yang termasuk kategori ini adalah tindakan maupun pernyataan yang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupun golongan.Â