Mohon tunggu...
Dede M. Yunus
Dede M. Yunus Mohon Tunggu... Freelancer - IRT

Ibu rumah tangga yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warung Gorengan Mas Joko

28 Juni 2023   13:17 Diperbarui: 28 Juni 2023   13:26 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sebelumnya mohon maaf jika kami lancang, kami tidak bermaksud apa-apa hanya entah kenapa hati saya tergerak ingin kemari, oh, iya, kenalkan nama saya Parno dan istri saya Ajeng." Parno itu meneguk air yang ada di hadapannya hingga tandas.

Prang!

Suara benda jatuh terdengar lagi dari arah dapur. Mereka berempat pun terlonjak kaget mendengarnya. Ningrum berlari ke arah dapur, betapa terkejutnya ia saat mendapati semua panci dan baskom berserakan di lantai, sedangkan pintu samping tertutup rapat. Ambar, Parno, dan Ajeng mengikuti Ningrum, mereka bertiga tak kalah kagetnya melihat kondisi dapur yang berantakan. Saat hendak mendekati dapur, langkah kaki Parno terhenti, ekor matanya menangkap sosok yang berdiri di sudut ruangan dekat kamar mandi.

Tidakhanya satu sosok yang ia lihat, melainkan dua. Sosok tersebut bertubuh besar, hitam, dan memiliki kuku yang tajam, sedangkan yang satunya sosok wanita berambut panjang, dengan mulut lebar, dan gigi runcing, mereka menyeringai ke arah Parno. Dari keduanya mengeluarkan aroma amis dan busuk.

"Sepertinya warung kalian diganggu!" Parno kembali berjalan ke depan.

"Kami baru di sini Pakde, kenapa ada yang ganggu?" ujar Ningrum bingung.

"Mereka takut warung, Neng, lebih ramai. Cuma pengen lebih dominan," jelas Parno. Laki-laki tua itu pun mulai membacakan beberapa ayat.

Dua mahluk tak kasat mata itu menatap tajam pada Parno, matanya merah menyala. Mereka merasa terusik karena Parno berusaha mengusir mereka. Parno tak gentar dengan ancaman kedua makhluk itu. Seketika hawa dingin terasa di tengkuk leher mereka. Beberapa benda terbang dan jatuh berserakan di lantai. Ningrum dan Ambar saling berpegangan karena takut. Parno berlari ke arah belakang warung, ia menggali tanah tepat di depan pintu samping warung. Parno menemukan sebuah benda terbungkus kain putih.

"Ini tanah kuburan, Neng!" teriak Parno.

Ningrum dan Ambar semakin ketakuatan. Tanpa diperintah, Ajeng mengeluarkan keris dari dalam tas ransel yang dibawa Parno. Seketika keris itu menyambar batang pohon yang berada tepat di belakang warung Mas Joko. Suara dentuman dan api keluar dari sana. Orang-orang datang karena mendengar suara ledakan. Keluar bayangan hitam besar dari arah warung gorengan Mas Joko. Mereka yang menyaksikan bergidik ngeri. Tak lama kemudian keluar lagi sosok wanita berambut panjang terbang dari dalam warung gorengan itu. Parno terduduk lemas, tenaganya habis terkuras. Warga mulai berbisik-bisik, sosok yang mereka lihat adalah peliharaan Mas Joko.

"Gak nyangka, ternyata Mas Joko pake pesugihan, pantes warungnya ramai," ujar warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun