Mohon tunggu...
Chiavieth Annisa
Chiavieth Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Kenapa bercerai? "Anna, ini surat cerainya, kamu tinggal tanda tang... Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah : https://read.kbm.id/book/read/82d6fdcb-4cc0-45a3-988e-fa2598e8401a/b0fefe4b-0f92-4e4a-ac56-0793fcad5fa3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelajaran Berharga dari Seorang Anak Kecil

24 Mei 2023   20:22 Diperbarui: 24 Mei 2023   20:32 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

      

Raut wajah anak kecil tadi berubah sendu, namun ia tak putus asa dengan satu orang yang di tawarinya. Setelah pamit pada Ridwan, ia beralih pada orang di tempat lain yang kebetulan orang itu baru selesai makan. Tetap dengan cara yang sama. "Maaf, tapi saya baru selesai makan dan perut ini sudah terlalu kenyang." tetap saja di tolak. 

Hufft... Namanya Hendri, ia sudah kelelahan berjualan sejak pukul 07.00 pagi . Saat itu juga, terlihatlah olehnya seseorang yang akan keluar dari sana setelah membayar ke kasir. Hendri lalu berjalan ke sana dan kembali menawarkan jualannya tanpa ada kata menyerah. Namun, tetap saja belum ada yang pembelinya.  

     

Hendri menatap toples di tangannya, lalu berpikir bagaimana caranya agar ibunya merasa senang dengan usahanya kali ini. "Baiklah, kali ini aku harus berjuang lebih baik lagi. Aku akan menawarkan cemilan ini pada orang-orang. Mungkin masih ada kesempatan selagi ini belum petang. Semoga saja cemilan ini habis terjual." batinnya dalam hati.

      

"Bismillahirrahmanirrahim." Hendri melanjutkan langkahnya setelah menutup kedua matanya sambil membaca basmalah.  

     

Tiba-tiba Ridwan keluar dari Ampera itu karena telah selesai makan dan berpapasan kembali dengan Hendri si anak yang menawarkan cemilan tadi padanya. 

      

Ridwan bersikap cuek, ia memilih bermain ponsel daripada memperhatikan Hendri yang keningnya sudah di penuhi keringat karena kelelahan. "Kak, bukankah kakak sudah selesai makan? Maaf saya kembali lagi, tapi apa kakak benar-benar tak tertarik dengan cemilan buatan ibuku ini?" Hendri masih tak malu menawarkan itu pada pemuda yang telah menolak membelinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun