Mohon tunggu...
Ocha Helviana
Ocha Helviana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Dengar Musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir yang Mengejutkan

30 September 2022   15:12 Diperbarui: 1 Oktober 2022   20:49 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:pinterest/pin

Ketika libur sekolah telah tiba, Saya dan Keluarga berlibur dan sekalian bersilaturahmi ke keluarga yang berada di Banten. Keluarga yang berada di Banten yaitu keluarga dari istrinya uwa saya.

     Ayah bertanya, "Kak, Ade, Aa udah libur sekolah belum?"

     Kakak, Ade, Aa menjawab : "Kita sudah libur yah, mari kita berlibur ke Banten sekalian kita silaturahmi ke keluarga disana."

     Bunda pun berkata, "Benar Ayah kita harus berlibur kesana, selagi anak-anak libur juga karena kadangkan anak-anak jarang banget libur secara bersamaan tapi kali ini mereka kebetulan libur semua diwaktu yang sama."

     Ayah pun menjawab dengan tegas dan gembira, " Iya ayo istriku dan anak-anakku kita berlibur dan bersilaturahmi ke keluarga yang berada di Banten."

          Keesokan paginya Bunda dan kakak sibuk membuat makanan didapur. Setelah selesai meyiapkan makanan, Kakak memanggil kita semua untuk sarapan bersama. Lalu kita semua menyiapkan barang-barang yang akan dibawa setelah sarapan pagi selesai.

Kakak yang sedang melihat Bunda memasak didapur pun menawarkan bantuan kepada Ibu untuk membantu memasak dan menyiapkan sarapan pagi.

     Kakak, " Selamat pagi Bunda, apakah aku boleh membantu Bunda memasak?" 

     Bunda pun menjawab, "Tentu saja sayang, dengan senang hati." 

Mereka pun mulai memasak dan menyelesaikannya, Bunda pun menyuruh Kakak memanggil mereka untuk sarapan pagi bersama.

     Bunda memanggil Kakak dan berkata, "Kak tolong panggilkan Ayah, Aa, sama Ade untuk berkumpul dimeja makan dan kita akan sarapan pagi bersama.

     Kakak pun menjawab, "Baik Bunda, aku akan memanggil mereka."

Mereka pun berkumpul di meja makan lalu mereka sarapan bersama-sama dan menghabiskannya.

     Ayah memimpin berdo'a, "Sebelum kita memulai sarapan, alangkah baiknya kita berdo'a terlebih dahulu. Berdo'a mulai."

Berdo'a pun selesai mereka semua menikmati sarapan paginya dengan nikmat dan menghabiskannya.

     Ayah berkata, "Anak-anakku setelah kalian selesai sarapannya bantu Bunda membereskan dan membersihkan meja makan dan dapur ya. Setelah itu, kalian siapkan barang-barang yang akan dibawa berlibur."

     Semua pun menjawab, "Siap, Ayah"

     Ayah, "Oh iya Kak, nanti setelah selesai membantu ibu membereskan meja makan, dan kamu juga sudah menyelesaikan persiapan barang-barang yang akan dibawa, Ayah mau minta tolong buat datang kerumah nenek, kasih tau nenek dan bibi untuk mempersiapkannya juga. Karena kita akan mulai berangkat pada sore hari jam 16.00."

     Kakak pun menjawab, "Baik, Ayah. Aku akan menyelesaikan semuanya dan memberitahu nenek dan bibi.

          Semua orang yang akan berlibur dan bersilaturahmi ke Banten sudah berkumpul dirumah nenek. Kita semua menggunakan kendaraan dua mobil pribadi. Kita memulai perjalanan dari jam 16.00 sampai ketujuan jam 02.00 pagi. Seharusnya kita sampai tujuan kurang lebih jam 12.00 malam tetapi karena ada beberapa kendala yang menghambat kita sampai ketujuan, salah satunya adanya macet dan lain-lain.

          Perjalanan pun dimulai. Pada saat diperjalanan menuju Banten ada sesuatu kejadian yang sangat mengejutkan kami dan kami pun bingung, ketakutan, dan pastinya terkejut sekali. Ketika di perjalanan kami sempat lupa jalan, di karenakan kami sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumah keluarga yang berada di Banten.

          Tetapi sebelum datangnya hal yang mengejutkan kami semua diperjalanan menikmati cuaca yang sangat bagus dan indah. Kami juga tidak melupakan untuk berfoto-foto ditempat yang sangat cantik, untuk mengabadikan momen yang sangat bagus ini. Kami juga diperjalanan menikmati cemilan yang sangat enak, makannya daripada itu kami selalu membeli cemilan atau makanan ringan untuk dimakan dimobil saat diperjalanan, karena keluarga kami hobi makan dan itu sudah menjadi kebiasaan keluarga kami, ketika berlibur kami selalu membawa makanan dan minuman. Terutama makanan yang pedas-pedas dan minuman yang dingin.

          Ketika maghrib tiba, kita semua datang ke sebuah masjid terdekat yang ada disana untuk melaksanakan sholat maghrib bersama. Setelah selesai sholat maghrib kami pun pergi ke sebuah tempat makan untuk mengisi perut kosong dan kami juga sambil beristirahat terlebih dahulu, karena diperjalanan tadi kami semua sangat lelah dan pegal-pegal didalam mobil terutama untuk sopirnya.

          Setelah kita sudah selasai makan dan beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju Banten, tetapi karena waktu hampir menujukkan sholat isya, jadi kami menunggu adzan isya terlebih dahulu dan menunaikan sholat isya bersama-sama. Lalu ketika kita sudah selesai sholat isya, kami pun melanjutkan perjalanannya menuju tujuan.

          Ketika sedang diperjalanan kami semua terlelap tidur didalam mobil, kecuali sang sopir. Pada pukul 22.00 kami semua terbangun dikarenakan sang sopir lupa jalan. Pada saat itu, kami malah memasuki hutan yang sangat gelap, yang dimana hutan itu tidak ada sama sekali tanda-tanda kehidupan manusia. Yang ada hanya suara binatang seperti jangkrik. Mungkin karena sudah malam juga jadi tidak ada satu manusia pun yang terlihat, yang terlihat hanya pohon-pohon besar dan tinggi serta rumput-rumput yang sangat panjang dan tinggi. Kami mencari-cari jalan untuk sampai tujuan, tetapi hasilnya tidak ada. Yang ada kami hanya muter-muter saja didalam hutan. Kurang lebih kami berada didalam hutan karena tersesat sekitar 1-2 jam. Ketika kami didalam hutan, selain kami mendengar suara jangkrik, kami juga mendengar suara serigala yang dimana malam itu, malam purnama. Karena kami ketakutan Uwa saya yang dimana, ia adalah suami dari istrinya yang ada di Banten itu mengeluarkan pistol untuk menembaknya. Ia memiliki pistol karena Ia adalah seorang TNI. Ketika Uwa saya keluar dari mobil dan ditangannya sudah disiapkan pistol yang sudah diisi oleh peluru tetapi serigalanya tidak ada. Padahal suaranya sangat jelas sekali. Disitu juga karena pada saat itu kami tersesatnya malam-malam kami pun selalu overthingking, karena selain kita takut oleh Jin, kami lebih takut oleh manusia, apalagi kami sedang berada dalam hutan malam-malam. Karena manusia lebih menakutkan dari jin, dan karena jin tidak bisa membunuh manusia, teapi manusia bisa membunuh. Dan pada saat itu juga kami diingatkan untuk tidak panik, tetap harus tenang dan diam didalam mobil, yang keluar hanya laki-laki saja. Dan Bunda mengingatkan kami yang berada didalam mobil untuk terus berdo'a dan berdzikir agar terhindar dari hal-hal buruk. Kami juga berkomunikasi menggunakan telepon genggam seluler, dikarenakan kami tidak bisa menggunakan HP didalam hutan, karena sinyalnya yang sangat jelek yang dimana menghambat dan terputusnya koneksi internet kami.

Uwa pun memberitahu kami, jika ingin berkomunikasi antara mobil 1 dan mobil 2, kita menggunakan telepon genggam seluler, yang dimana waktu itu Uwa mempunyai empat telepon genggam seluler didalam mobilnya. Dua telepon genggam seluler berada didalam mobil Uwa dan dua telepon genggam selulernya berada dimobil Ayah .

     Uwa pun berbicara dalam telepon genggam itu, "Check-check, apakah kalian semua mendengar suara saya?"

     Ayah pun menjawab, "Ya, kami mendengarnya."

     Bunda pun mulai ikut berbicara, "Apakah kalian semua mendengar gong-gongan suara serigala mengaung?"

     Kita pun semua menjawab serentak, "Ya, kami mendengarnya. Suara serigala itu sangat terdengar jelas sekali."

     Uwa pun berkata, "Kalian semua jangan takut dan panik. Tetap dalam keadaan tenang dan kalian semua harus diam didalam mobil dulu. Biar saya dan laki-laki saja yang keluar."

     Bunda pun ikut berbicara, "Baik semuanya, saya harap kalian tetap tenang di dalam mobil dan jangan panik. Agar kita mengurangi rasa takut dan panik mari kita semua berdo'a dan berdzikir kepada Allah SWT. untuk diberi Perlindungan dari mara bahaya,  Keselamatan, Ketenangan,  dan jalan keluar."

     Kami pun menjawab serentak, "Baik."

Uwa dan saudara laki-laki pun keluar mobil untuk melihat keadaan diluar mobil. Dan di tangan Uwa pun sudah disiapkan pistol untuk ditembakkan kepada serigala tersebut. Tetapi ketika dicari tidak ada. Dan mereka pun kembali ke dalam mobilnya masing-masing.

Kami pun melanjutkan perjalanan sambil mencari jalan keluar tapi tidak dapat juga jalan keluarnya.

          Pada saat kami tersesat didalam hutan, dan hutan itu adalah salah satu hutan yang berada di Banten, yang dimana sebenarnya kami akan sampai ke tujuan. Tetapi kami tersesat didalam hutan itu. Dan ternyata ketika kami tersesat di hutan yang berada di Banten, ternyata suatu kejadian yang mengejutkan kita itu adalah terjadinya tsunami di Tanjung Lesung Beach Hotel, Banten yang dimana kejadian tersebut waktunya sangat bersamaan sekali dengan waktu saat kami tersesat di salah satu hutan yang berada di Banten. Dan pada saat tsunami itu terjadi, salah satu boyband terkenal dari Indonesia yaitu Seventeen sedang ada acara atau manggung disana pun terkena musibah, 3 personilnya pun meninggal akibat kejadian tersebut, dan hanya tersisa 1 personil yang masih hidup. 

          Waktu pun berlalu, kami yang sudah berjam-jam didalam hutan tersebut akhirnya kami mendapatkan jalan kekuar dari hutan tersebut. Kami semua keluar hutan tersebut dengan selamat. Dalam melanjutkan perjalanan pun untuk menuju tujuan, jalanan sangat macet mungkin di akibatkan karena tsunami tersebut. Rintik-rintik hujan yang kecil tetapi banyak itu mengguyur provinsi Banten, yang sekaligus adanya musibah tsunami di Banten.

          Setelah kami berjam-jam tersesat didalam hutan, dan kami juga mengalami keterlambatan didalam perjalanan menuju tujuan, akhirnya kami sampai di rumah istri dari uwa saya. Bisa juga dipanggil rumah nenek atau kakek saya.

          Setelah kami sampai ke rumah Nenek atau Kakek, kurang lebih kami sampai ke tujuan itu sekitar jam 02.00 pagi. Setelah kami sampai kami pun disambut dengan baik oleh kekuarga yang ada di sana. Kami tidak enak karena ternyata mereka semua menunggu kedatangan kami. Mereka juga rela tidak tidur, untuk menyambut kedatangan kami, dan ternyata mereka juga khawatir pada kami pada saat dalam perjalanan. Mereka juga bilang, kalau tadi mereka menelepon kami semua, tetapi kami tidak mengangkatnya. Kami pun menjelaskan semuanya, apa saja yang terjadi dalam perjalanan tadi. Mulai dari Kemacetan, Tersesat di dalam hutan, dan sampai tidak adanya koneksi. 

          Ketika sudah menjelaskan semua apa yang terjadi, kami pun pergi ke kamar mandi terlebih dahulu, untuk mandi dan ganti baju. Sesudah selesai semuanya mandi dan ganti baju, kami pun makan bersama diteras depan, karena Nenek, Kakek, dan keluarga Banten sudah menyiapkan makan untuk kita semua.

          Sambil makan, kami pun mengobrol dan sambil bercerita bersama Kakek, Nenek , dengan saudara yang lain. Kakek pun menceritakan kejadian Tsunami tersebut. 

     Kakek berkata, "Ketika kalian sedang dalam perjalanan menuju rumah saya, sesuatu hal terjadi tsunami di salah satu pantai Banten, yaitu Tanjung Lesung Beach Hotel. Yang dimana saya teringat bahwa kalian ingin sekali berlibur ke pantai Pangandaran pada malam hari dan hari itu juga, karena mungkin ketika kalian dalam perjalanan menuju rumah saya, kalian melewati Pantai Pangandaran. Tapi setelah saya di kabari oleh teman saya yang berada disana, ternyata tsunami tersebut sangat besar, sehingga beberapa Pantai Pun terkena efek dari tsunami tersebut, seperti kerusakan fasilitas yang ada di pantai tersebut. Beberapa pantai yang terkena itu, selain Tanjung Lesung Beach Hotel, Pantai Pangandaran, dan beberapa pantai lainnya yang jaraknya tidak jauh dengan Pantai Tanjung Lesung Beach Hotel. Selain fasilitas yang ada di Pantai, rumah warga yang disekitar situ dan jaraknya yang tidak jauh dari tempat kejadian, mengalami kerusakan akibat dari efek tsunami tersebut. Jalanan pun terkena sebagian. Tapi, Alhamdulillah ke rumah kakek tidak terkena, di daerah kakek hanya terkena efek gempanya saja, gempanya lumayan besar tetapi tidak merusak fasilitas umum di daerah kakek. Dari kejadian tsunami tersebut, makannya kami kekuarga dari Banten sangat khawatir sekali dengan kalian, karna tadi kami inget kalian sedang dalam perjalanan dan ingin menikmati angin di pantai malam hari. Makannya kami telepon kalian semua, tapi kalian tidak mengangkatnya karena tadi kalian bilang bahwa kalian tersesat di hutan dan tidak ada koneksi sedikit pun, makannya kalian tidak bisa mengangkat telepon dari kami. Tapi disitu juga kami semakin khawatir dan panik karena kalian tidak mengangkat telepon dari kami, dan tidak ada kabar dari kalian sekali pun."

     Ayah pun menjawab, "Iya pak, sebelumnya kami meminta maaf atas keterlambatan kami untuk datang kesini, yang dimana kalian sudah mau menunggu kami berjam-jam dan kita juga mohon maaf tadi tidak bisa mengabari kalian atau keluarga lainnya yang berada di Banten, karena kalian tau bahwa pada saat itu kami semua tidak memiliki koneksi internet sama sekali."

     Kakek pun menjawab kembali, "Tidak apa-apa, yang penting sekarang kalian semua sampai dengan selamat tanpa terluka atau apapun yang menimpa kalian. Dan saya juga mau mengingatkan, jika kalian semua berada dalam kondisi tersebut, kalian jangan panik, kalian harus tetap tenang dan pastinya kalian selain berpikir untuk mencari jalan keluar, kalian juga tetap harus berdo'a meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT, agar dipermudah dalam perjalanan dan tidak lupa untuk berdzikir dan bersholawat agar menghilangkan rasa panik dan membuat hati kita tenang."

          Setelah berbincang-bincang lama dan menyelesaikan makan, kami pun bersiap-siap ke masjid untuk menunaikan sholat shubuh, dan setelah sholat shubuh kami pun tidur, dikarenakan kami semalaman tidak tidur, dan kami juga menikmati istirahat disana. Waktu pun berlalu, Setelah 3 hari di Banten, kami pun pergi Ke Pantai Pandeglang, tetapi kami hanya melihat dari jauh, dan kami hanya makan di restoran yang ada di dekat Pantai Pandeglang. Kami pergi ke pinggir pantainya untuk mengambil foto dan momen indah disana. Kami juga tidak berlama-lama disana karena hujan dan pantainya pun sedang pasang surut air laut.

Setelah kita, menikmati keindahan Pantai Pandeglang, kami pun kembali ke rumah kakek.

          Dari kisah ini, saya dapat mengambil hikmah yang sangat berarti, yaitu jika kita sedang dalam perjalanan dan tersesat, Kita tidak boleh overthingking terlebih dahulu, karena terkadang sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, itu lah yang membuat kita diselamatkan dari musibah, karena terkadang Allah sudah merencanakan sesuatu yang baik untuk kita dengan cara yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita harus tenang dan terus berdo'a meminta perlindungan dan keselamatan serta diberi kelancaran dalam perjalanan, dan tidak lupa untuk berdzikir agar menghilangkan rasa panik atau hati menjadi lebih tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun