Mohon tunggu...
Chesalestyn
Chesalestyn Mohon Tunggu... Bidan - Fac Tantum Incipias, Sponte disertus Eris...

Sedang Berkutat di dimensi Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata Semarang.... Pencari recehan, suka receh tapi ga receh, garing. penyuka anjing mutlak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Ini, Kisah Nyata Ceritaku

19 November 2020   22:39 Diperbarui: 13 Januari 2021   21:25 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lestyn....... Kau hanya membuang waktu saja, jika hanya bergumam didalam hati. Lontarkan saja sajak-sajak indahmu, toh waktu juga pasti akan mendengar".

Begitulah awal dari lirih si angin melangkah. Tiada bergeming dengan keadaan dan tiada berdusta mengenai perasaan.

------------------

Pagi hari adalah awal aktifitas yang normal di jalankan oleh setiap insan. Aku, bersendawa tanda kelaparan.

Bukankah bersendawa di pagi hari adalah hal yang memalukan ? tentu saja tidak. Itu adalah tanda bahwa kinerja bagian dalam tubuhmu berfungsi.

"Ibu, tetangga yang tempo hari selalu memanggilku anjing, babi. Bukankah itu kata-kata yang tidak bagus ?" ucapku sambil mengunyah kudapan.

Ibu hanya berdiri termenung, akrab dengan sutil yang dipegangnya.

Tak butuh waktu lama untuk mengganti tempat, aku pun sudah kembali ke sekolah.

-------------------

9 tahun mendulang ilmu dasar, akhirnya tibalah masa untuk melangkah ke tingkat sekolah menengah. "Kenapa sepertinya masa SMA di nanti sekali,?" pikirku. Tidak banyak hal yang membuat ku merasa bangga pada waktu itu. 3 tahun itu hanya mengikuti alur saja. Kadang menghasilkan prestasi kadang hanya terdengar sensasi. Teman-temanku pun hanya itu-itu saja. Plot datar saja, tidak ada yang istimewa. Perasaanku waktu itu tidak penuh dengan rasa syukur, hanya pandangan yang mengutuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun