Pertama, memilih kegiatan produktif. Fokus pada aktivitas yang mendatangkan keuntungan ketimbang larut apalagi sampai hanyut dalam tindakan yang membuat diri terpenjara dalam rasa malas. Misalnya, malas gerak, apalagi membuang waktu seharian dengan tidur dan bermalas-malasan.
Kegiatan produktif bisa berupa membaca buku ketimbang membuka sosial media, membersihkan kamar, belajar, bekerja, hingga berolahraga ringan.
Kedua, memaksimalkan waktu istirahat terutama pada malam hari agar Sahur tak sampai terlewat atau dilakukan dengan tergesa-gesa yang akan mempengaruhi semangat hidup sepanjang hari.
Jadwal tidur malam perlu diatur agar tubuh bisa menikmati istirahat sesuai anjuran kesehatan.
Ketiga, untuk menghindarkan diri dari godaan nafsu, memilih membangun komunikasi produktif dengan lingkungan, komunitas, atau teman untuk menjalankan berbagai aktivitas seperti interaksi, diskusi, hingga kegiatan positif lainnya seperti mengikuti ceramah, menyiapkan makanan untuk berbagi, dan sebagainya.
Keempat, alih-alih membuang setiap kesempatan untuk sekadar membunuh waktu, baiklah membuat rencana untuk memanfaatkan Ramadan. Target itu bisa berupa khatam Al Quran, mengaji, shalat, zakat, atau yang terkait program hidup rohani lainnya, juga jasmani.
Bulan pengampunan
Cara agar tidak sampai jatuh dalam kuasa Syahwat adalah selain pengendalian diri yang bersumber dari upaya pribadi, tetapi juga dari pancaran hikmah dan petunjuk yang ada dalam Alquran.
Momen Ramadan adalah kesempatan untuk menimba petunjuk dan kebijaksanaan sepenuh-penuhnya. Alquran diturunkan Nabi Muhammad SAW di bulan istimewa ini sebagai petujuk dan pedoman hidup yang tidak hanya diimani tetapi juga dijalankan.
Selama Ramadan itu ada momen-momen khusus yang sangat dinantikan. Malam Lailatur Qatar. Satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Untuk bisa sampai ke sana, maka harus menjalankan ibadah dan amalan mulai dari berpuasa, tilawah, tadarus Alquran, berzikir, hingga amal ma'ruf lainnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain.