Setelah kehilangan tandem terbaiknya, Sadio Mane, Salah tetap berdampak. Ia masih konsisten memberikan andil sejak hari pertama tiba di kota pelabuhan dari Roma pada Juni 2017 silam.
Kedua, sinar para pendatang baru mulai terlihat. Terutama duo di lini depan, Nunez dan Gakpo.
Para pemain mud aitu berlomba-lomba mengukir brace seperti Salah. Isyarat rantai regenerasi di lini depan mulai terlibat.
Setelah berakhirnya era Salah, Mane, dan Roberto Firmino yang membentuk salah satu trisula paling kuat di dunia, angin perubahan yang sudah bertiup sejak Mane hengkang dan Firmino mengumumkan akan meninggalkan klub akhir musim ini, telah memberikan harapan baru.
Datangnya Gakpo dari PSV Eindhoven di bursa transfer musim dingin awal tahun ini sungguh membuat United gigit jari. Pemain itu sesungguhnya juga diburu oleh manajer United Erik ten Hag sebelum ditelikung Liverpool.
Gakpo dengan tenang menuntaskan umpan Andrew Robertson untuk memecah kebuntuan dari permainan ketat selama 43 menit pertama.
Ia kemudian menciptakan gol ketiga bagi timnya dengan gerakan halus untuk menuntaskan aksi brilian Salah.
Sementar Nunez menuntaskan umpan silang Harvey Elliot lalu mencetak gol dengan sundulan menyambut umpan Jordan Henderson untuk gol kelima timnya.
Memang bisa jadi kolaborasi Gakpo dan Nunez masih terlalu awal diprediksi bakal menyaingi para pendahulu. Namun, kedua pemain itu sudah menunjukkan sesuatu yang belakangan ini dicari yakni visi bermain, variasi, dan fleksibilitas.
"Lebih muda, lebih cepat, dan lebih kuat. Gakpo adalah 2.0 baru dari Bobby Firmino. Hal terbaik yang saya sukai adalah selalu ada salah satu dari mereka di tengah gawang. Mereka seperti anak panah terbang," puji striker Birmingham Troy Deeney.
Mereka bisa berkontribusi bagi tim untuk terus memberikan tekanan kepada Tottenham Hotspur dan Newcastle United dalam perebutan tempat empat besar.