Demikian pertanyaan terbesar yang mengemuka di balik kekalahan memalukan itu. Statistik pertandingan keseluruhan memang tidak berpihak pada United.
Tim tamu hanya mampu melepaskan empat "shots on target" dari delapan percobaan di tengah dominasi Liverpool yang mencatatkan penguasaan bola 60 persen.
Jumlah peluang United nyaris separuh lebih sedikit dari tuan rumah yang mencatatkan delapan tendangan tepat sasaran dari 18 upaya dengan nyaris 100 persen berujung gol.
Setali tiga uang, rapor pemain United pun tak satu pun yang benar-benar menonjol. David De Gea hanya sekali menggagalkan upaya berarti dari tim tamu.
Diego Dalot, Lisandro Martinez, Raphael Varane, dan Luke Shaw malah menjadi bulan-bulanan pemain lawan. Dalot bertanggung jawab atas gol pertama Liverpool. Varane menunjukkan penampilan terburuknya musim ini.
Lisandro dan Luke Shaw sesungguhnya bagus di babak pertama. Namun, performa mereka menurun setelah jeda. Kemerosotan itu ikut menjadi bagian dari kehancuran United di paruh kedua.
Casemiro, Fred, dan apa lagi Bruno Fernandes tak bisa berbuat banyak. Casemiro malah terlihat ceroboh, rekan senegaranya memang energik seperti biasanya tetapi justru terlalu asyik menyerang sehingga meninggalkan ruang di lini tengah.
Bruno? Mengawali pertandingan dengan bermain di posisi yang tidak semestinya. Kemudian justru terlihat memprihatinkan dan menjadi sasaran tembak dari para penggemar yang kecewa.
Antony sedikit berdampak dengan ujian yang diberikan kepada kiper senior Brasil, Alisson Becker, namun beberapa kali umpan-umpan silang mengerikan yang dilepaskan tak bisa disambut Marcus Rashford atau Wout Weghorst.
Rashford yang tampil baik belakangan ini malah kehilangan taji di lag aini. Demikian halnya Wout yang berperan sebagai nomor 10 tetapi tidak mampu memberikan dampak signifikan.
Setelah malapetaka menerjang, para pemain pengganti seperti Scott McTominay, Alejandro Garnacho, Tyrell Malacia, hingga Marcel Sabitzer tidak mampu mengangkat timnya dari jurang keterpurukan.